Kemenko Marves Paparkan Langkah Pemerintah untuk Dorong Ekonomi Biru

Kemenko Marves Paparkan Langkah Pemerintah untuk Dorong Ekonomi Biru

Ignacio Geordi Oswaldo - detikFinance
Selasa, 23 Jan 2024 13:33 WIB
Juru Bicara Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan, Jodi Mahardi.
Foto: dok. Istimewa
Jakarta -

Dalam mendorong inovasi berkelanjutan di sektor ekonomi biru, Archipelagic and Island States (AIS) Forum bersama Kementerian Koordinator Bidang Maritim dan Investasi (Kemenko Marves), turut berpartisipasi dalam rangkaian acara Bali Ocean Days.

Konsep blue economy atau ekonomi biru sendiri merupakan pemanfaatan sumber daya laut berkelanjutan bagi laju pertumbuhan ekonomi, dengan tetap menjaga kesehatan ekosistem laut.

Deputi bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim dan Energi Kemenko Marves Jodi Mahardi memaparkan tentang berbagai langkah aktif yang telah dilakukan pemerintah Indonesia dalam upaya untuk mengakselerasi implementasi ekonomi biru.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Salah satu yang disorot Jodi adalah keterlibatan Indonesia dalam perumusan Pedoman Strategis Pembiayaan Biru bersama Sekretariat AIS Forum di tahun 2022. Dokumen ini yang kemudian dijadikan sebagai salah satu acuan bagi Indonesia ketika meluncurkan sovereign blue bond yang pertama di tahun 2023.

"Melalui AIS Forum, Indonesia sangat aktif mendukung dan bekerja sama dengan berbagai Forum dan Organisasi Internasional/Regional untuk memastikan upaya bersama dalam memajukan ekonomi biru secara global," jelasnya dalam keterangan tertulis, Selasa (23/1/2024).

ADVERTISEMENT

Lebih lanjut lagi, Jodi juga menambahkan bahwa keberhasilan Indonesia dalam meluncurkan obligasi biru dapat menjadi cetak biru bagi negara-negara lain, khususnya negara - negara AIS untuk memanfaatkan potensi pembiayaan berkelanjutan.

Pada kesempatan yang sama, Profesor Luky Adrianto dari IPB University memaparkan tentang pengembangan Blue Economy Development Index (BEDI) yang dilakukan oleh AIS Forum. Selama beberapa tahun terakhir, AIS Forum secara intensif mengembangkan BEDI bersama para akademisi dan ahli di bidang ini, termasuk Profesor Luky Adrianto yang menjadi pioneer dalam mengenalkan BEDI kepada masyarakat luas.

"BEDI merupakan sebuah alat ukur yang bisa digunakan untuk melihat capaian pengembangan ekonomi biru di suatu negara. Terkhususnya negara - negara AIS, BEDI bisa menjadi acuan yang bagus untuk menakar regenerasi ekonomi biru berkelanjutan, mengingat bahwa negara-negara pulau dan kepulauan memiliki potensi yang cukup besar di sektor ekonomi biru ini," pungkasnya.

Untuk diketahui, dikembangkan sejak 2018, BEDI saat ini telah mencapai tahap akhir dalam proses simplifikasi alat ukur agar lebih mudah digunakan secara global, lebih khususnya untuk negara - negara pulau dan kepulauan.

Sebagai sebuah forum global yang fokus dalam mengadvokasi isu dan tantangan yang dihadapi oleh masyarakat kepulauan, pengembangan BEDI oleh AIS Forum diharapkan bisa menjadi salah satu medium yang tepat guna bagi negara - negara AIS untuk menganalisis performa ekonomi biru di negara - negara tersebut

(fdl/fdl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads