Bisakah Indonesia Setop Impor Beras?

Bisakah Indonesia Setop Impor Beras?

Aulia Damayanti - detikFinance
Sabtu, 03 Feb 2024 08:28 WIB
Penampakan 24.000 Ton Beras Impor Vietnam Tiba di Priok
Beras impor masuk Indonesia.Foto: Agung Pambudhy
Jakarta -

Pemerintah sedang memproses impor beras tahun ini. Impor tersebut memenuhi cadangan beras pemerintah (CBP)

Beras CBP harus impor karena produksi di dalam negeri masih rendah. Lantas bisakah beras CBP dipenuhi dari dalam negeri?

Menurut Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi jika produksi di atas kebutuhan konsumsi nasional maka pemerintah akan menyetop impor beras. Selajutnya pemenuhan CBP bisa dilakukan dengan menyerap beras petani.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Arief menjelaskan menurut Kerangka Sampel Area (KSA) Badan Pusat Statistik (BPS) diperkirakan produksi beras pada Maret nanti dapat menyentuh angka 3,5 juta ton. Angka tersebut telah melebihi kebutuhan konsumsi nasional beras sebulan yang sejumlah 2,5 juta ton.

"Dan kemudian nanti di bulan Maret itu sudah mulai panen 3,5 juta ton di atas kebutuhan nasional sebesar 2,5 juta ton per bulan, sehingga pada saat itu kita akan setop impor. Kita akan setop impor dan serap beras padi lokal untuk tetap mempertahankan harga di tingkat petani itu baik," kata Arief dalam keterangan tertulis, dikutip Jumat (2/2/2024).

ADVERTISEMENT

Di sisi lain ketersediaan stok pangan strategis seperti beras, terutama dalam menghadapi Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) menjadi fokus utama Badan Pangan Nasional bersama Perum Bulog. Kunci ketersediaan stok beras nasional terletak pada produksi dalam negeri yang diprediksi akan meningkat pasca El Nino mulai mereda.

"Hari ini sekali lagi Bapak Presiden Joko Widodo berkenan untuk melakukan cek ketersediaan stok di Bulog. Pada saat yang bersamaan beliau juga meminta saya dan Pak Dirut Bulog untuk memastikan ketersediaan stok, utamanya jelang sampai dengan lebaran. Dan disini ada Pak Dirut Bulog yang tentunya bersama-sama dengan kita semua akan memastikan bahwa stok beras itu akan cukup sampai lebaran," kata Arief.

Arief berharap dampak perekonomian terkait penguatan stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP) yang dikelola Perum Bulog sangat baik ada di dalam negeri saja.

"Kalau kita sekarang mengimpor (beras) 2 juta ton, itu butuhnya bisa sekitar Rp 20 triliun. Kita sekarang inginnya setelah ini, kegiatan ekonominya ada di Indonesia. Kalau ini adanya di desa-desa, di tempat kita punya sentra produksi, itu akan sangat baik buat kita," urai Arief.

Bersambung ke halaman berikutnya soal beras impor dituding tekan harga di tingkat petani. Langsung klik

Arief juga menepis tudingan beras impor telah memukul jatuh harga di tingkat petani. Menurutnya, justru Nilai Tukar Petani Tanaman Pangan (NTPP) di Desember 2023 dinilai BPS mengalami peningkatan signifikan dibandingkan tahun sebelumnya.

"Jadi kalau ada yang menyampaikan harga di tingkat petani jatuh di bawah, tidak benar. Hari ini confirmed, harga di tingkat petani, NTPP itu harga terbaik itu, di tahun ini. Harga di petani tinggi, gabah di atas Rp 7.000, ada yang Rp 8.000," tegasnya.

Akibat tingginya harga gabah di petani, maka ketika menjadi beras tentunya juga meningkat dua kali lipat. Jika harga gabah Rp 7.000 sampai Rp 8.000 per kg, maka harga beras bisa menjadi Rp 14.000 sampai Rp 16.000 per kg. Angka itu di atas harga eceran tertinggi (HET) Rp 10.900 per kg.

Untuk itu, adanya bantuan pangan beras dilakukan untuk membantu masyarakat kelas bawah agar tidak terdampak oleh tingginya harga beras. Kemudian program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) atau operasi pasar juga memberikan pilihan masyarakat bisa mendapatkan beras lebih murah.

"Kemudian di hilir karena harga gabah itu Rp 7.000, secara mudah kalau harga Rp 7.000-8000 maka secara mudah harga berasnya itu dua kali lipat. Kalau Rp 8.000 berarti Rp 16.000, kalau Rp 7.000 berarti Rp 14.000, sehingga Bapak Presiden memerintahkan saya dan Dirut Bulog untuk melakukan bantuan pangan, tentunya untuk 22 juta KPM," tutup dia.

Seperti diketahui, sejak akhir 2022, pemerintah memustukan untuk melakukan impor beras karena produksi dalam negeri menurun. Importasi dilakukan untuk pemenuhan cadangan beras pemerintah (CBP), di mana fungsinya untuk bantuan pangan dan intervensi harga dan pasokan di pasaran.

Pemerintah memberikan kuota impor akhir 2022 sebanyak 500 ribu ton yang masuk pada 2023. Kemudian ditambah impor 2 juta ton, dan tambahan lagi 1,5 juta ton. Kemudian 2024 kuota impor beras 2 juta ton.

Namun tambahan 1,5 juta ton belum sepenuhnya masuk di 2023. Ada sisa 1 juta ton yang masuk di awal 2024 ini. Sementara 2 juta ton belum diproses masuk ke Indonesia.


Hide Ads