Dilansir dari Reuters, Senin (5/2/2024), sebelumnya sekitar 72.000 pekerja Palestina dipekerjakan dalam pembangunan konstruksi di Israel. Setelah adanya peperangan, pemerintah memutuskan untuk memberhentikan dan mengeluarkan mereka dari Israel karena alasan keamanan.
Sekitar 20.000 pekerja asing masih tinggal di sana, namun hampir separuh lokasi pembangunan di negara tersebut telah ditutup karena kekurangan tenaga kerja.
Juru Bicara Kementerian Perumahan Rakyat Israel mengatakan kelompok pekerja asing diperkirakan baru akan tiba dalam beberapa minggu mendatang.
"Pemerintah berupaya menghindari terganggunya pasokan bahan bangunan yang akan berisiko menaikkan lagi harga real estat karena suku bunga mulai turun," ucapnya.
Pada 2022, pasar konstruksi Israel bernilai US$ 71 miliar dan diproyeksikan akan terus meningkat dengan pertumbuhan tahunan rata-rata lebih dari 2% selama periode 2024-2027, kata laporan Global Data Store.
Pemerintah Israel bertujuan untuk mengembangkan infrastruktur transportasi dan energi, selagi membangun proyek-proyek perumahan.
(aid/kil)