Bank raksasa asal Swiss, UBS diperkirakan akan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK). Hal ini sejalan dengan rencana perusahaan yang ingin menghemat biaya operasional hingga US$ 13 miliar atau Rp 204,19 triliun (kurs Rp 15.707) pada 2026.
Rencana penghematan itu terungkap dalam laporan pendapatan terbaru perusahaan untuk kuartal IV-2023. Kemungkinan PHK akan lebih banyak setelah UBS caplok Credit Suisse.
"Strategi perusahaan fokus pada restrukturisasi dan optimalisasi bisnis gabungan untuk mencapai pertumbuhan jangka panjang yang berkelanjutan dan keuntungan yang lebih tinggi," kata CEO UBS Group AG, Sergio P. Ermotti dikutip dari CNBC, Rabu (7/2/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seperti diketahui, UBS setuju untuk membeli Credit Suisse pada Maret tahun 2023 dengan harga US$ 3 miliar sebagai bentuk penyelamatan yang ditetapkan otoritas Swiss demi mencegah kehancuran sektor perbankan. Kesepakatan yang terbesar dalam sejarah perbankan itu telah menciptakan aset lebih dari US$ 1,7 triliun.
Di sisi lain, UBS telah memangkas biaya sebesar US$ 4 miliar termasuk melalui PHK. Jumlah pegawai yang dikurangi pada kuartal keempat lebih dari 3.100, menjadikan jumlah PHK yang diumumkan tahun lalu di atas 16.000.
UBS memperkirakan akan menyelesaikan merger Credit Suisse pada akhir kuartal II-2024 dan merger operasi kedua bank di Swiss pada akhir kuartal III-2024. Perusahaan berencana meningkatkan dividen dan menyatakan akan melanjutkan pembelian kembali saham pada paruh kedua tahun ini.
Menurut laporan pendapatan, biaya operasional UBS naik 43% menjadi lebih dari US$ 5 miliar pada kuartal IV-2023. Sebagian besar disebabkan oleh biaya terkait biaya konsolidasi dan integrasi Credit Suisse, serta kompensasi untuk penasihat keuangan.
Dari jumlah tersebut, UBS memerlukan biaya sebesar US$ 60 juta untuk US Federal Deposit Insurance Corp. Hal itu guna memulihkan kerugian dana asuransi sehubungan dengan kegagalan Silicon Valley Bank dan Signature Bank di Amerika Serikat tahun lalu.
Simak juga Video: Susul YouTube dan Google, Zoom Juga PHK Karyawannya di Awal 2024