Pemilu Sebentar Lagi, Harga Daging Ayam-Minyak Goreng Meroket

Pemilu Sebentar Lagi, Harga Daging Ayam-Minyak Goreng Meroket

Retno Ayuningrum - detikFinance
Rabu, 07 Feb 2024 12:29 WIB
Harga Pangan
Foto: Retno Ayuningrum
Jakarta -

Pemilihan umum (Pemilu) 2024 tinggal menghitung hari. Ternyata momentum tersebut berimbas pada sejumlah harga pangan, seperti daging ayam dan minyak goreng.

Salah satu pedagang minyak goreng di Pasar Serdang Kemayoran, Jakarta Pusat bernama Rum menyebut harga minyak curah mencapai Rp 16.500/liter. Padahal awalnya dia menjual Rp 15.500/liter.

"Sekarang lagi naik-naiknya. Jualnya naik Rp 1.000/liter, jadi Rp 16.500/liter. Awalnya belanjanya Rp 167.000/kardus, sekarang Rp 178.000/kardus," kata Rum kepada detikcom, Rabu (7/2/2024

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia menyebut kenaikan harga ini terjadi sejak awal tahun hingga sekarang. Apalagi mendekati pemilu dan Tahun Baru Imlek.

Adapun Minyakita dijual dengan harga Rp 30.000 per dua liter dari harga awalnya Rp 28.000 per dua liter. Dia bilang tidak berani menaikan harga minyak lebih banyak karena takut pelanggannya pergi.

ADVERTISEMENT

"Tadi (pembeli) ada yang tanya, 'hah? Kok (harganya) Rp 16.500/liter, biasanya Rp 15.000/liter'. Sekarang kalau langganan kita kasih harga murah aja, takut pada lari. Ini aja harga segitu udah kaget," jelasnya.

Dia pun mengeluhkan keuntungannya yang makin menipis. Biasanya, dia bisa mendapatkan keuntungannya sebesar Rp 11.000-12.000 per kardus, sekarang hanya Rp 7.000 per kardus.

"Tadi saya tanya (ke agen) kenapa sih naik-naik terus? Katanya Pemilu sama harga sawit lagi naik," imbuhnya.

Sama halnya dengan minyak goreng, harga daging ayam juga turut meroket. Pedagang ayam di Pasar Serdang bernama Agus mengatakan kenaikannya mencapai Rp 5.000/ekor. Dengan begitu, Agus menjual Rp 45.000/ekor.

Selain menjelang Tahun Baru Imlek, juga ada beberapa faktor lain, seperti momentum pemilu dan harga di peternak. "Ya (Tahun Baru Imlek, Pemilu) berpengaruh juga. Harga di peternak naik ya ikut naik juga. Harga pakan naik, ya naik daging ayamnya," kata Agus.

Meski begitu, dia menyebut kenaikan harga ayam lumrah terjadi. Sebab, memang di momentum tertentu, seperti Lebaran mengalami kenaikan.

Hal senada juga dirasakan oleh pedagang daging ayam di Pasar Senen, Jakarta Pusat bernama Tarno, salah satu pedagang ayam di Pasar Senen. Dia mengatakan harga daging ayam naik sebesar 30%. Padahal menjelang momentum Imlek atau hari-hari besar lainnya, hanya naik 15%.

Dia menjual daging ayam dengan harga Rp 50.000/ekor. Padahal biasanya hanya di kisaran Rp 35.000-40.000/ekor.

"Ada naik, naik 30% lah. Dibilang mau Imlek bisa, coblosan (pemilu) juga bisa," kata Tarno.

Dia pun tidak bisa memprediksi kenaikan harga daging ayam berlangsung lama atau tidak. Sebab, ada faktor lain juga yang mempengaruhi selain momentum Tahun Baru Imlek dan Pemilu, seperti harga ayam di peternak.

Apalagi musim hujan mulai datang sehingga menyebabkan hewan ternak sulit bertahan hidup. Meski begitu, dia menilai para pelanggan memaklumi kenaikan harga daging ayam. "Sebagian (pembeli) sudah mengerti naik harga kalau mau Imlek. Naiknya juga tidak diprediksi sih, kadang lama, kadang sebentar," jelasnya.

(fdl/fdl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads