Pemerintah dikabarkan akan menyetop sementara penyaluran bantuan pangan beras pada hari tenang pemilihan umum (Pemilu) 2024, yakni 11 sampai 14 Februari 2024. Hal ini mulanya disampaikan oleh Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi.
Ditanya terkait hal ini, Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Kartika Wirjoatmodjo tidak berkomentar banyak atas pernyataan dari BUMN pangan tersebut. Ia menyebut, dirinya tidak mengikuti kebijakan tersebut.
"Wah saya nggak ikut kebijakan itu. Kita sama Bapanas memang bekerja sama. Bantuan pangan beras," kata Tiko, ditemui di Kantor Kemenko Marves, Jakarta Pusat, Rabu (7/2/2024).
Tiko menjelaskan, beras yang digunakan dalam intervensi operasi pasar memang bantuan langsung dari Bulog. Adapun bantuan tersebut diberikan lantaran harga beras saat ini sedang mahal.
Lalu ketika ditanya kelanjutannya dengan melihat kondisi harga beras yang masih mahal di musim Pemilu ini, ia juga tidak banyak menjawab. Menurutnya hal ini lebih tepat disampaikan langsung ke BUMN pangan terkait.
"Disampaikan saja, kan beras memang masih mahal dan memang masih mahal dan masih banyak yang membutuhkan," ujarnya.
Sebagai tambahan informasi, sebelumnya Kepala Badan Pangan Nasional, Arief Prasetyo Adi menyampaikan adanya rencana penghentian penyaluran bantuan pangan beras pada hari tenang pemilihan umum (pemilu) 2024, yakni 11 sampai 14 Februari 2024.
"Sedang dipertimbangkan untuk dihentikan sementara di hari tenang tanggal 11 Februari sampai pencoblosan 14 Februari 2024," kata Arief kepada detikcom, Selasa (6/2/2024).
Ia menjelaskan, Bantuan Pangan Beras sendiri sebenarnya sudah direncanakan jauh jauh hari, sebelum tahun pemilu. Program ini dilakukan demi membantu masyarakat kelas bawah agar tidak terdampak mahalnya beras dan dipastikan pemenuhan pasokan bahan pangannya.
Arief menjelaskan keputusan ini diambil demi menghormati digelarnya pemilu nanti. Dia pun menegaskan, bantuan pangan beras tidak ada kaitannya dengan kontestasi pemilihan presiden (pilpres). Karena program ini sudah ada jauh sebelum tahun pemilu.
Namun demikian, ia memastikan bantuan pangan beras akan dilanjutkan kembali setelah pemilu selesai. Namun, pada hari tenang pemilu pada 11 sampai 14 Februari 2024, penyaluran bantuan pangan beras direncanakan dihentikan sementara.
"Tetapi ya sudah kita setop, kemudian ini nanti kembali lagi. Biar sejuk juga kan. Ini ya terus menerus (bantuan pangan), (akan dilakukan sepanjang tahun) tergantung APBN cukup atau nggak," ujarnya.
Arief juga menegaskan kembali bahwa penyaluran bantuan pangan beras tidak ada kaitannya dengan pemilihan presiden (pilpres) atau pemilihan umum (pemilu). Dia menjelaskan, penyaluran bantuan pangan sudah ada jauh sebelum tahun pemilu.
(kil/kil)