Ini Penyebab Beras Premium Langka di Minimarket

Ini Penyebab Beras Premium Langka di Minimarket

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Sabtu, 10 Feb 2024 06:00 WIB
Produk beras premium di beberapa minimarket terpantau kosong. Beras menjadi barang yang langka dalam waktu seminggu terakhir.
Produk beras premium di beberapa minimarket terpantau kosong/Foto: Herdi Alif Al Hikam

Biang Kerok Beras Langka

Asosiasi Pengusaha Ritel Modern Indonesia (Aprindo) pun mengakui saat ini sangat sulit mendapatkan beras premium. Ketua Umum Aprindo Roy Mandey menyampaikan peritel mulai kesulitan mendapatkan pasokan beras tipe premium lokal dengan kemasan 5 kg.

Menurutnya, keterbatasan pasokan beras tersebut disebabkan oleh kurangnya stok beras karena belum masuk masa panen raya. Roy sendiri memperkirakan masa panen baru akan terjadi pada pertengahan bulan Maret 2024.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Situasi dan kondisi yang tidak seimbang antara supply dan demand inilah yang mengakibatkan kenaikan HET beras pada pasar ritel modern," ujar Roy Mandey dalam keterangannya.

Pihaknya juga memohon agar pemerintah merelaksasi Harga Eceran Tertinggi (HET) dan Harga Acuan untuk bahan pokok penting dalam waktu tertentu.

ADVERTISEMENT

Relaksasi HET dilakukan agar peritel dapat membeli bahan pokok penting dari para produsen yang sudah menaikkan harga beli selama sepekan terakhir ini sebesar 20-35% dari harga sebelumnya, termasuk untuk produk beras.

Bapanas Buka Suara

Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Hadi buka suara soal kondisi langkanya beras premium di tingkat ritel. Menurut Arief, pasokan beras memang sedang tertekan, namun dia memastikan pemerintah sudah menugaskan Bulog untuk menyalurkan beras ke masyarakat, termasuk beras komersial kelas premium.

Dia menilai kelangkaan hanya akan terjadi sebentar, semua terjadi karena waktu pengadaan beras di ritel kalah cepat dengan pembelian yang dilakukan masyarakat.

"Suplai ke peritel dari Bulog sudah berjalan. Ini adu cepat dengan pembelian masyarakat saja," ungkap Arief ketika dihubungi detikcom.

Berdasarkan datanya, Bulog akan menggelontorkan 200 ribu ton beras komersial ke pasar tradisional dan ritel hingga Maret 2024. Dari total 200 ribu ton tadi, sekitar 50 ribu tonnya khusus diberikan untuk Food Station Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC).

"Saat ini sampai dengan Maret 2024 nuga dialokasikan 200 ribu ton, 50 ribu tonnya kita berikan ke Food Station atas permintaan Gubernur DKI Jakarta dengan BUMD pangannya. Semua sedang berjalan," papar Arief.

Dia memaparkan kondisi pasokan beras sendiri saat ini memang masih tertekan karena panen baru akan mulai baik Maret 2024. Berdasarkan data Kerangka Sampel Area (KSA) Badan Pusat Statistik (BPS) panen raya di bulan Maret akan menghasilkan beras sebanyak 3,5 juta ton.

Untuk menjaga stabilitas harga dan stok beras di pasar pihaknya melakukan beberapa hal. Pertama mempercepat penyaluran beras komersial 200 ribu ton yang dilakukan Bulog. Kemudian, pihaknya juga melakukan percepatan bongkar muat kapal untuk beras yang diimpor dari luar negeri di beberapa pelabuhan untuk menjaga pasokan pemerintah.

Selain itu, pemerintah juga tetap menggelontorkan beras Stabilitas Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) ke pasar tradisional dan juga pasar ritel modern.

"1,2 juta ton SPHP disalurkan ke outlets. Beras SPHP ini terus menerus disalurkan ke pasar tradisional dan ritel modern," beber Arief.

Pihaknya juga terus melakukan program Gerakan Pangan Murah (GPM) Nasional. Selain itu, bantuan pangan beras untuk menjaga daya beli masyarakat akan kembali dilakukan pada 15 Februari 2024.

"Ini semua yang sudah dikerjakan Pemerintah melalui Badan Pangan Nasional dengan menugaskan Bulog," pungkas Arief.


(hal/ara)

Hide Ads