Nestle Siap Tambah Investasi di Indonesia US$ 80 juta

Nestle Siap Tambah Investasi di Indonesia US$ 80 juta

- detikFinance
Senin, 11 Des 2006 17:38 WIB
Jakarta - Perusahaan makanan multinasional, PT Nestle Indonesia sedang meminta dukungan kepada induknya di Swiss untuk menambah investasi di Indonesia dengan nilai US$ 80 juta pada tahun 2007.Investasi ini untuk meningkatkan kapasitas produksi dari 50 ribu ton per tahun menjadi 93 ribu ton per tahun."Saat ini sedang mempelajari dan membanding-bandingkan fasilitas investasi di beberapa negara Asia, dalam mewujudkan rencana penambahan kapasitas pabrik pemrosesan susu Nestle di Asia," kata Direktur Corporate Affairs PT Nestle Indonesia, Syahlan Siregar, ketika dihubungi wartawan, Senin (11/12/2006).Salah satu negara yang sedang dijajaki adalah Indonesia, mengingat PT Nestle Indonesia telah beroperasi sejak 1988 untuk pabrik pemrosesan susu di Kecamatan Kejayan, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur. Pabrik tersebut saat ini membeli sekitar 150 ribu ton susu segar setiap tahun dari sekitar 28 ribu peternak susu di Jawa Timur."Kita berharap Pemerintah RI berkenan mendukung rencana tersebut berupa pemberian fasilitas investasi dan kemudahan agar Nestle SA menjatuhkan pilihannya kepada Indonesia," ujar Syahlan.Sementara Direktur Industri Minuman dan Tembakau Departemen Perindustrian (Depperin) Imam Haryono mengungkapkan, realisasi penambahan kapasitas itu akan dilakukan pada tahun depan untuk pabrik di Kejayan, Pasuruan, Jawa Timur. "Sekarang ini mereka sedang meminta back up untuk meyakinkan holding-nya di Swiss. Kami mengharapkan Indonesia bisa menjadi basis produksi Nestle untuk wilayah ASEAN," paparnya.Menurut dia, investasi itu dilakukan dengan memperluas jaringan usaha, termasuk mesin dan sarana instalasi pendukung. Nestle telah beroperasi di Indonesia sejak 1970. Ekspansi ini dilakukan karena permintaan yang melonjak, sementara utilisasi pabrik sudah mencapai 90 persen.Rata-rata kebutuhan susu per kapita untuk Indonesia hanya mencapai 7,05 kg per tahun. Sedangkan Malaysia sudah mencapai 22 kg per tahun per kapita. "Kita hanya sepertiganya Malaysia saja. Padahal untuk menambah 0,5 saja kita butuh effort. Untuk mengejar Malaysia kita kalikan tiga saja dari yang sekarang," tuturnya. (arn/ir)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads