Menteri Keuangan Israel, Bezalel Smotrich mengecam keputusan lembaga pemeringkat Moody's yang menurunkan peringkat utang Israel. Moody's menurunkan peringkat utang Israel pada Jumat lalu dan mengingatkan bahwa perang di Gaza dapat memberikan dampak buruk ke perekonomian.
Dikutip dari AP, Selasa (13/2/2024), keputusan tersebut merupakan yang pertama kali bagi Moody's menurunkan peringkat kredit Israel. Peringkat utang ini digunakan investor untuk mengukur risiko investasi pada entitas atau pemerintah.
Moody's menurunkan peringkat Israel dari A1 ke A2 dan mengatakan prospek perekonomian negara tersebut negatif. Menurut Moody's, peringkat A2 tetap memiliki risiko yang relatif rendah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bezalel Smotrich dengan marah menolak keputusan tersebut. Pengumuman tersebut dianggap mencerminkan kurangnya kepercayaan terhadap keamanan dan kekuatan Israel.
"Mencerminkan kurangnya kepercayaan terhadap keamanan dan kekuatan nasional Israel, dan juga kurangnya kepercayaan terhadap kebenaran jalan Israel dalam melawan musuh-musuhnya," katanya.
Sementara, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan jika perekonomian Israel kuat. "Penurunan peringkat sepenuhnya disebabkan oleh fakta bahwa kita sedang berperang."
Ia meyakini, setelah perang berakhir peringkatnya akan naik lagi. Sementara, para pejabat Israel khawatir bahwa penurunan peringkat Moody's dapat menyebabkan lembaga-lembaga besar lainnya juga menurunkan pandangan Israel.
Seorang profesor ekonomi di Hebrew University di Yerusalem, Michel Strawczynski mengatakan, hal ini dapat berdampak pada perekonomian Israel karena akan mempersulit pemerintah untuk mengumpulkan uang dengan menjual obligasi.
"Kalau perangnya lama pasti berdampak, tapi kalau tidak terlalu lama dampaknya akan jauh lebih kecil," ujarnya.
(acd/ara)