Pemerintah 3 Tahun Sudah Impor Beras 4,5 Juta Ton

Pemerintah 3 Tahun Sudah Impor Beras 4,5 Juta Ton

Aulia Damayanti - detikFinance
Rabu, 14 Feb 2024 09:08 WIB
Penampakan 24.000 Ton Beras Impor Vietnam Tiba di Priok
Foto: Agung Pambudhy
Jakarta -

Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah melakukan impor beras sebanyak 4,5 juta ton selama 3 tahun belakangan ini. Importasi ini dilakukan sejak 2022 hingga awal 2024.

Rinciannya, kebijakan impor pertama dikeluarkan pada akhir 2022 sebanyak 500 ribu ton. Dari kuota itu yang masuk di tahun yang sama sebanyak 200 ribu ton. Direktur Utama Perum Bulog, Bayu Krisnamurthi mengatakan sisa impor 2022 masuk 2023 sebanyak 300 ribu ton.

"Jadi ada carry over 2022 itu 300 ribu ton (masuk awal 2023)," kata dia, dalam wawancara khusus dengan detikcom, dikutip Rabu (14/2/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lalu pada 2023, kebijakan impor dikeluarkan pertama sebanyak 2 juta ton yang masuk di tahun itu juga. Kuota kedua dikeluarkan lagi di tahun yang sama 1,5 juta ton.

Impor beras yang masuk di tahun yang sama dari kuota kedua itu sebanyak 1 juta ton. Maka, selama dua tahun pemerintah impor beras sebanyak 3,5 juta ton.

ADVERTISEMENT

"Itu di tahun 2023 izin pertama, masuk semua. Izin kedua 1,5 juta ton, masuk 1 juta ton, jadi 3,3 juta ton, itu ada carry over 2022 (ditambah 200 ribu)," lanjut dia.

Pada tahun awal 2024, masih masuk sisa impor 2023 sekitar 500 ribu ton. Kemudian pemerintah juga telah memutuskan kuota impor sepanjang tahun ini 2 juta ton.

Perum Bulog telah menggunakan kuota impor tahun ini sebanyak 500 ribu ton. Jika ditotalkan sudah dan akan masuk impor awal tahun kurang lebih 1 juta ton.

"Pada Desember Bulog melakukan lelang 540 ribu, hampir semuanya sudah masuk. Mungkin masih ada kurang lebih 100.000 atau 120.000 dalam perjalanan atau bongkar. Kemarin Bulog melakukan lelang lagi 500.000 dan itu akan masuk perlahan-lahan Februari dan seterusnya," jelas Bayu.

Dengan importasi yang dilakukan sejak 2022 itu, maka pemerintah telah impor beras dalam 3 tahun sebanyak 4,5 juta ton. Perum Bulog masih memiliki kuota impor beras sebanyak 1,5 juta ton tahun ini yang belum digunakan.

Sebagai informasi, impor beras ini dilakukan di tengah tinggi harga beras dan rendahnya produksi petani dalam negeri. Untuk itu pemerintah melakukan impor eemi pengadaan cadangan beras pemerintah (CBP).

Karena CBP sendiri berfungsi untuk menstabilkan harga dan pasokan di pasaran. Terutama saat produksi menurun dan harga melonjak.

Importasi itulah yang digunakan pemerintah untuk intervensi harga melalui dua program yakni bantuan pangan beras dan menjual beras stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP). Program ini ditugaskan dari Badan Pangan Nasional kepada Perum Bulog.

Kembali ke Bayu, terkait dengan sisa kuota impor tahun ini kapan digunakan, dia mengatakan akan melihat panen raya yang akan terjadi pada akhir Maret 2024. Jika kondisi panen tidak bagus, maka kuota impor akan digunakan atau bisa bertambah.

"Ya kita lihat dulu, ini akan masuk panen. Kita harus perhatikan juga kondisi panen, kalau ternyata panennya bagus kita serap dari dalam negeri, ya impornya kita hentikan dulu. Karena ini izin impornya kan 1 tahun Jadi kita selalu perhatikan kondisi yang ada, jadi kalau ternyata kondisinya tidak sebagus yang kita bayangkan, harga nggak turun, malah cenderung naik, ya kita beli lagi," pungkasnya.

(ada/rrd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads