Mendag Zulhas Pusing Didesak Segera Impor Sapi

Mendag Zulhas Pusing Didesak Segera Impor Sapi

Ilyas Fadilah - detikFinance
Senin, 19 Feb 2024 14:30 WIB
Mendag Zulhas
Foto: Jihaan Khoirunnisaa/detikcom
Jakarta -

Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB) Hermanto Siregar meminta Kementerian Perdagangan (Kemendag) tidak terburu-buru menerbitkan izin impor 400 ribu sapi bakalan asal Australia. Hermanto menyebut Kemendag harusnya mengutamakan peternak sapi lokal sebelum menerbitkan izin impor.

Terkait ini, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (Zulhas) memberikan tanggapan. Zulhas mengaku merasa dipusingkan, mengingat ada pihak yang ingin impor disegerakan, namun ada juga yang memintanya tidak terburu-buru melakukan impor.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tidak terburu-buru? Ada yang minta buru-buru, ada yang minta tidak buru-buru, gitu loh pusing juga kita," katanya di Mal Kota Kasablanka, Jakarta, Senin (19/2/2024).

Sebelumnya, dikutip dari Antara, Hermanto menyampaikan pendapatnya soal rencana impor 400 ribu sapi. Hal yang menjadi perhatiannya adalah mengenai waktu impor sapi.

ADVERTISEMENT

"Tentu harus dipertimbangkan timingnya. Tidak bisa 400 ribu sapi bakalan masuk ke dalam negeri sekaligus, karena akan menyebabkan anjloknya harga daging sapi," kata Hermanto, seperti siaran pers diterima di Padang, Rabu.

Hermanto mengingatkan, bahwa sapi bakalan membutuhkan waktu untuk penggemukan sebelum disembelih dan siap untuk dipasarkan. Atas dasar itu, menurut dia, timing dari impor tersebut juga harus dipikirkan Kementerian Perdagangan RI.

"Bakalan sapi membutuhkan waktu untuk penggemukan sebelum disembelih dan siap dipasarkan," papar Hermanto.

Hermanto menegaskan, Kementerian Perdagangan juga harus memperhitungkan secara cermat beberapa sapi bakalan yang masuk dari Australia guna memenuhi kebutuhan daging di dalam negeri.

"Sehingga, harus diperhitungkan secara cermat berapa banyak yang harus masuk untuk memenuhi kebutuhan daging bulan Ramadhan, berapa untuk bulan Syawal, dan berapa untuk Idul Adha nanti. Juga persebarannya di beberapa daerah, jangan menumpuk di satu daerah tertentu," pungkas dia.

(ily/rrd)

Hide Ads