Defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025 dipatok 2,45-2,8% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Rasio itu naik dibandingkan target yang ditetapkan tahun ini 2,29% dari PDB, namun masih di bawah batas 3%.
"Defisitnya antara 2,45-2,8% dari GDP. Bapak presiden meminta agar itu betul-betul dikendalikan dari sisi defisitnya sehingga dalam situasi global suku bunga tinggi dan gejolak dari sisi geopolitik, kepercayaan terhadap APBN masih bisa tetap dijaga," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati usai rapat paripurna di Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Senin (26/2/2024).
Saat ditanya apakah defisit itu sudah memperhitungkan program makan siang dan susu gratis yang diusung calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 02, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming, Sri Mulyani menyebut itu sudah termasuk seluruh kebutuhan kementerian dan lembaga (K/L) dan berbagai komitmen yang ada pada 2025.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Semuanya sudah harus masuk di situ. Jadi dalam defisit itu sudah termasuk seluruh kebutuhan kementerian/lembaga dan berbagai komitmen yang ada," ucapnya.
Sri Mulyani menyebut, detail rencana kerja pemerintah (RKP) 2025 akan menunggu hasil pemilihan presiden yang dirilis Komisi Pemilihan Umum (KPU). Hanya saja persiapan sudah mulai dilakukan untuk memastikan APBN masih tetap bisa dijaga sehat.
"Saat ini semua persiapan tetap dilakukan sehingga nanti pada Maret kita melakukan rapat lagi untuk sidang kabinet mengenai pagu indikatif sudah mulai bisa diidentifikasikan program-program yang memang menjadi prioritas dari pemerintah selanjutnya, namun masih dalam konteks wadah APBN yang sehat," imbuhnya.
Terpisah, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memastikan program prioritas Prabowo-Gibran dapat dilaksanakan mulai 2025, salah satunya adalah program makan siang gratis.
"Kita lihat dengan defisit anggaran (2025) yang sekitar 2,4% sampai 2,8% itu untuk program yang menjadi quick win daripada presiden terpilih nanti atau pemerintahan mendatang, itu pos-posnya sudah sudah bisa masuk," kata Airlangga.
Airlangga menyebut, pelaksanaan program makan siang gratis ini nanti akan dilakukan secara bertahap. Tahap pertama akan menyasar anak usia 0-5 tahun (balita) dan ibu hamil di wilayah tertentu seperti kawasan dengan tingkat stunting yang tinggi.
"(Pelaksanaan program makan siang) ada prioritas, tentu prioritas itu nanti akan dibahas teknis dalam bentuk angka. Jadi berapa yang kita siapkan untuk tahap pertama yang terdiri dari balita, kemudian ibu hamil, dan juga untuk wilayah tertentu," jelasnya.
(aid/ara)