"Defisitnya antara 2,45-2,8% dari GDP. Bapak presiden meminta agar itu betul-betul dikendalikan dari sisi defisitnya sehingga dalam situasi global suku bunga tinggi dan gejolak dari sisi geopolitik, kepercayaan terhadap APBN masih bisa tetap dijaga," kata Sri Mulyani Indrawati usai rapat paripurna di Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Senin (26/2/2024).
Ia menyebut defisit itu sudah memperhitungkan program makan siang dan susu gratis yang diusung calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 02 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming jika benar terpilih nanti dan seluruh kebutuhan kementerian dan lembaga (K/L) lainnya.
Lantas berapa biaya program makan siang dan susu gratis Prabowo-Gibran yang ikut membuat APBN 2025 nanti tekor?
Sebelumnya Wakil Ketua Dewan Pakar Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Budiman Sudjatmiko, pernah mengatakan program makan siang dan susu gratis ini dapat menelan biaya sebesar Rp 450 triliun per tahun jika sudah dijalankan 100%.
Namun, ia mengaku program ini rencananya akan dilakukan secara bertahap sejak awal kepemimpinan Prabowo-Gibran hingga 2029 mendatang jika benar terpilih nanti. Adapun pada tahun pertama pemerintahan pasangan itu, program makan siang gratis ini diperkirakan dapat menelan biaya sebesar Rp 100β120 triliun.
"Program ini dalam skala penuh 100% akan memberikan manfaat pada sekitar 82,9 juta anak sekolah dan pesantren seluruh Indonesia," kata Budiman dalam keterangan resminya kepada detikcom, Rabu (21/2) lalu.
Budiman mengaku progran ini dijalankan hanya 'bermodal' dana dari APBN tanpa sumber lain. Meski begitu, ia menilai nilai anggaran ini masih bisa ditekan 40β50% jika pemerintah memanfaatkan dana yang ada untuk menyiapkan sumber bahan pangan alih-alih membeli makanan jadi.
Sehingga program makan siang gratis Prabowo-Gibran ini dapat menelan biaya APBN sebesar Rp 50-60 triliun, jika benar dilaksanakan pada 2025 mendatang seperti yang sudah dibahas dalam rapat kabinet hari ini.
"Sehingga alokasi APBN yang dibutuhkan pada tahun pertama pelaksanaan program ini diperkirakan sekitar Rp 50β60 triliun saja," terangnya. (fdl/fdl)