Gara-gara Promosi Begini, Perusahaan Bir Ini Malah Rugi Rp 21 Triliun!

Ignacio Geordi Oswaldo - detikFinance
Jumat, 01 Mar 2024 16:41 WIB
Ilustrasi Laporan Laba Rugi/Foto: Austin Distel/Unsplash
Jakarta -

Salah satu perusahaan pembuat bir terbesar di dunia, Anheuser-Busch InBev (BUD), mengalami kerugian besar akibat gerakan boikot karena membuat kemitraan dengan seorang influencer transgender untuk mempromosikan salah satu produk minumannya.

Melansir dari CNN, Jumat (1/3/2024), sebelumnya pada April 2023 lalu perusahaan tersebut sempat menggandeng seorang influencer transgender bernama Dylan Mulvaney untuk mempromosikan produk bir ternamanya, Bud Light.

Kala itu Dylan sempat diangkat sebagai juru kampanye produk dalam turnamen bola basket March Madness. Ia juga melakukan berbagai promosi lain melalui akun media sosialnya.

Namun alih-alih membuat produknya semakin laris selama masa promosi dalam turnamen itu, kemitraan ini malah mendapatkan reaksi yang sangat keras khususnya dari kalangan anti-LGBTQ+ dan menyerukan gerakan boikot.

Akibatnya penjualan bir ini sempat mengalami penurunan yang sangat pesat di sejumlah wilayah Amerika Serikat. Bahkan produk bir yang sudah menyandang gelar terlaris selama 20 tahun ini harus kalah untuk pertama kalinya dengan produk bir lain karena aksi boikot itu.

Diperkirakan perusahaan kehilangan penjualan setara dengan US$ 1,4 miliar atau setara dengan Rp 21,98 triliun (kurs Rp 15.700 per dolar AS) akibat aksi boikot itu. Setelah kejadian itu, produk bir Bud Light juga mulai kehilangan pangsa pasarnya di negara itu.

"Di AS, kinerja masih sangat mengecewakan dengan pendapatan turun dua digit karena grup tersebut kehilangan pangsa pasar," kata Aarin Chiekrie, seorang analis ekuitas di platform investasi online Hargreaves Lansdown.

Meski begitu perusahaan tetap optimis dapat merebut kembali pangsa pasar yang sempat hilang karena kemitraan promosi tersebut. Meski perusahaan sendiri mengaku proses pemulihan ini akan membutuhkan cukup banyak waktu.

Sebab hingga saat ini mereka tercatat hanya mampu memperoleh kembali 1,2 poin persentase dari pangsa pasar yang hilang. Angka ini juga diperkirakan akan terus meningkat meski hanya 0,1 hingga 0,2 poin persentase setiap tiga hingga empat minggu.

"Pangsa pasar bir kami (di Amerika Serikat) terus mengalami peningkatan bertahap sejak Mei hingga akhir Desember (2023 kemarin)," kata CEO perusahaan, Michel Doukeris.




(fdl/fdl)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork