Para pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) didorong untuk bisa terus maju dan berkembang. Baik pemerintah maupun swasta bekerja sama untuk memajukan roda UMKM, salah satunya seperti yang dilakukan PT HM Sampoerna Tbk.
Dalam memajukan UMKM, Sampoerna lewat Sampoerna Entrepreneurship Training Center (SETC) bekerja sama dengan Yayasan INOTEK, BRIN, dan Pemerintah Provinsi Jawa Barat, meluncurkan Program UMKM Untuk Indonesia untuk Transformasi Digital 2024 secara serentak di empat lokasi secara hybrid yakni di Bandung, Karawang, Bogor dan Cirebon pada Kamis, 22 Februari 2024.
UMKM Untuk Indonesia untuk Transformasi Digital 2024 merupakan program pendampingan, inkubasi, dan akselerasi UMKM khususnya dalam hal transformasi digital, dan menyasar sekitar 1.000 UMKM di Jawa Barat dan DKI Jakarta.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kepala Urusan Eksternal Sampoerna Ishak Danuningrat mengatakan, Program UMKM Untuk Indonesia untuk Transformasi Digital 2024 membuka kesempatan bagi 1.000 UMKM dari berbagai kota/kabupaten di Jawa Barat dan DKI Jakarta untuk akselerasi kegiatan wirausaha. Setelah peluncuran di Jawa Barat, secara terpisah akan dilangsungkan peluncuran program UMKM Untuk Indonesia di DKI Jakarta.
"Nantinya 10 peserta terbaik akan turut berkompetisi pada acara puncak, yaitu IDEAL (Inovasi dan Digitalisasi Entrepreneur untuk Akselerasi Lanjutan) yang direncanakan akan digelar di bulan Agustus, di mana para peserta terbaik ini akan mendapatkan manfaat berupa pendampingan untuk peningkatan kapasitas produksi oleh BRIN," katanya.
Ishak melanjutkan, UMKM adalah tulang punggung ekonomi nasional yang membutuhkan dukungan semua pihak. Untuk itu kolaborasi dengan semua pihak sangat penting guna membantu UMKM lebih maju. Salah satu tantangan pengembangan UMKM, paparnya, ialah akses pasar. Sampoerna dan INOTEK berusaha menjawab tantangan itu melalui berbagai macam pelatihan dan workshop, termasuk digitalisasi, legalitas usaha, manajemen usaha dan lainnya.
"Kami percaya digitalisasi dan pendampingan adalah kunci mendukung UMKM agar semakin berdaya dan dapat menjadi bagian dari rantai pasok global. Jadi tidak hanya lokal, kami berharap sampai ke global," paparnya.
Ishak menegaskan, Sampoerna yang pada 2024 telah beroperasi di Indonesia selama 111 tahun ini konsisten berkomitmen untuk mengembangan UMKM Indonesia. Melalui program keberlanjutan Sampoerna Untuk Indonesia, Sampoerna memiliki dua program untuk UMKM.
Pertama, program SETC yang sudah hadir sejak 2007. SETC adalah program kewirausahaan terintegrasi meliputi pelatihan hingga pendampingan UMKM berbagai bidang termasuk hard dan soft skill hingga networking antarpelaku usaha.
Program SETC ditunjang oleh pusat pelatihan seluas 27 hektare (ha) berlokasi di Pasuruan, Jawa Timur. Hingga saat ini, SETC telah memberikan pelatihan kepada lebih dari 70.000 peserta dari seluruh Indonesia.
Kedua, program SRC yang hadir sejak 2008. SRC bertujuan membina toko kelontong tradisional lebih modern dan mendapatkan akses digital. Saat ini ekosistem SRC telah terkoneksi dengan sekitar 250.000 toko kelontong di seluruh Indonesia.
Toko SRC memiliki Pojok Lokal di mana para pelaku UMKM di sekitar SRC dapat menitipkan produk mereka di toko tersebut. Adapun, mayoritas pelaku UMKM binaan program SETC dan SRC ialah perempuan. "Ini sama dengan yang disampaikan oleh Presiden beberapa waktu lalu, bahwa tulang punggung dari UMKM adalah para perempuan. Melalui SETC dan SRC kami berharap UMKM Indonesia dapat menjadi lebih produktif, mandiri dan berdaya saing," imbuhnya.