Pengertian Break Even Point (BEP), Komponen, Rumus, Hingga Contoh Soalnya

Pengertian Break Even Point (BEP), Komponen, Rumus, Hingga Contoh Soalnya

Azkia Nurfajrina - detikFinance
Senin, 04 Mar 2024 21:15 WIB
Ilustrasi break even point (BEP).
Foto: micheile dot com/Unsplash
Jakarta -

Dalam dunia bisnis dikenal istilah break even point (BEP). BEP merujuk pada kondisi ketika jumlah penjualan dan pengeluaran suatu perusahaan dalam keadaan seimbang.

BEP sering digunakan untuk menganalisis bisnis. Faktor ini juga penting untuk diperhatikan agar sebuah usaha tidak mengalami kerugian.

Untuk lebih memahaminya, simak pengertian BEP, tujuan, manfaat, komponen, dan rumusnya pada uraian di bawah ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pengertian Break Even Point (BEP)

Dikutip dari buku Produk Kreatif dan Kewirausahaan: Akuntansi dan Keuangan Lembaga oleh Muh. Nur Eli Brahim, break even point atau titik impas adalah suatu keadaan di mana penjualan dan pengeluaran bisnis sama.

Istilah ini juga diartikan sebagai penjualan perusahaan yang cukup untuk menutupi pengeluaran bisnisnya. Dengan kata lain, BEP merupakan suatu kondisi di mana sebuah bisnis tidak mengalami kerugian juga tidak memperoleh keuntungan.

ADVERTISEMENT

BEP biasa digunakan untuk menganalisis suatu bisnis agar tidak mengalami kerugian. Karena itu, analisis BEP bisa dilakukan.

Analisis BEP bertujuan untuk menemukan satu titik (dalam unit atau rupiah) yang menunjukkan biaya sama dengan pendapatan.Titik ini dinamakan titik BEP.

Dengan mengetahui titik BEP maka volume penjualan hingga titik impas (kondisi tidak rugi juga tidak untung) dari suatu bisnis dapat diketahui pula.

Definisi Break Even Point (BEP) Menurut Para Ahli

Berikut beberapa pengertian BEP menurut para ahli.

1. Yamit (1998)

Menurut Yamit, BEP yakni suatu keadaan di mana total pendapatan besarnya sama dengan total biaya (TR=TC).

2. Mulyadi (1998)

Menurut Mulyadi, BEP adalah suatu kondisi ketika suatu bisnis tidak memperoleh laba dan tidak menderita rugi.

Dengan kata lain, suatu usaha dikatakan impas jika jumlah pendapatan (revenue) sama dengan jumlah biaya, atau apabila laba kontribusi hanya dapat digunakan untuk menutup biaya tetap saja.

3. Simamora (2012)

Menurut Simamora, BEP yaitu volume penjualan ketika jumlah pendapatan dan jumlah bebannya sama sehingga tidak ada laba maupun rugi bersih.

4. Garrison (2006)

Menurut Garrison, BEP adalah tingkat penjualan ketika laba sama dengan nol atau total penjualan sama dengan total beban, atau titik ketika total margin kontribusi sama dengan total beban tetap.

5. Harahap (2004)

Menurut Harahap, BEP yaitu suatu kondisi perusahaan tidak memperoleh laba dan tidak menderita kerugian. Ini artinya, seluruh biaya yang dikeluarkan untuk operasi produksi bisa ditutupi oleh pendapatan dari penjualan produk.

Tujuan Break Even Point (BEP)

BEP memiliki tiga poin yang saling berkaitan sebagai tujuannya, yaitu:

  • Menentukan harga produk agar sesuai dengan laba yang ingin dicapai
  • Menekan biaya produksi dan operasional tanpa mengesampingkan kualitas dan kuantitas
  • Meningkatkan volume kegiatan dengan maksimal.

Manfaat Break Even Point (BEP)

Terdapat manfaat dari mengetahui dan menganalisis BEP bagi suatu bisnis, yakni:

  • Memberikan informasi tentang tingkat volume penjualan serta hubungannya dengan kemungkinan memperoleh laba menurut tingkat penjualan
  • Sebagai alat perencanaan untuk menghasilkan laba
  • Sebagai bahan pertimbangan untuk menetapkan harga jual
  • Bisa mengevaluasi laba perusahaan secara keseluruhan
  • Dasar pertimbangan untuk mengambil keputusan terkait jumlah penjualan minimum agar tidak merugi dan jumlah penjualan yang harus dicapai untuk memperoleh keuntungan.

Komponen Break Even Point (BEP)

Break Even Point terdiri dari tiga komponen: biaya tetap, biaya variabel, dan harga penjualan. Berikut penjelasannya.

1. Biaya Tetap (Fixed Cost)

Biaya tetap merupakan biaya konstan meski suatu bisnis melakukan kegiatan produksi ataupun tidak. Contoh biaya tetap BEP seperti gaji karyawan dan biaya peralatan.

2. Biaya Variabel (Variable Cost)

Biaya variabel adalah biaya per unit tergantung pada tindakan volume produksinya. Biaya jenis ini dinamis di mana jika produksi meningkat maka biaya variabelnya juga meningkat. Contoh biaya variabel BEP yakni anggaran bahan baku dan biaya listrik.

3. Harga Penjualan (Selling Price)

Harga penjualan yaitu harga jual yang ditetapkan per unit atas barang atau jasa yang diproduksi.

Rumus Break Even Point (BEP)

Terdapat dua jenis perhitungan dalam BEP: perhitungan untuk mengetahui berapa unit yang mesti dijual untuk terjadi break even point dan perhitungan untuk mengetahui berapa rupiah penjualan yang perlu diterima agar terjadi BEP.

Berikut rumus perhitungan BEP, dikutip dari buku Produk Kreatif dan Kewirausahaan: Otomatisasi dan Tata Kelola Perkantoran oleh Wakhid Bashori dan Windu Mahmud.

1. Rumus untuk Menghitung Berapa Unit yang Harus Dijual Agar Terjadi BEP

BEP (dalam unit) = Biaya Tetap Produksi / (Harga Jual per Unit - Biaya Variabel per Unit)

ATAU

BEP (dalam unit) = Biaya Tetap Produksi / Margin Kontribusi per Unit

2. Rumus untuk Menghitung Berapa Rupiah yang Perlu Diterima Agar Terjadi BEP

BEP (dalam rupiah) = Biaya Tetap Produksi / (Harga per Unit - Biaya Variabel per Unit) X Harga per Unit

ATAU

BEP (dalam unit) = Biaya Tetap Produksi / Margin Kontribusi per Unit X Harga per Unit

Contoh Menghitung Break Even Point (BEP)

Untuk lebih memahami perhitungan BEP, simak perhitungan dalam contoh kasus berikut:

1. Sebuah bisnis memproduksi gadget Tablet ingin mengetahui jumlah unit yang harus diproduksi agar bisa mencapai break even point (BEP) atau titik impasnya.

Biaya tetap bisnis tersebut diketahui sebesar Rp 500 juta, sementara biaya variabelnya yakni Rp 1 juta. Adapun harga jual per unitnya yaitu Rp 1,5 juta. Berapa unit yang mesti diproduksi agar bisnis tersebut dapat mencapai atau break even point?

Diketahui:
Biaya tetap produksi = Rp 500.000.000
Biaya variabel per unit = Rp 1.000.000
Harga jual per unit = Rp 1.500.000

- Penyelesaian 1: Menghitung BEP dalam Unit

Rumus BEP (dalam unit) = Biaya Tetap Produksi / (Harga Jual per Unit - Biaya Variabel per Unit)

BEP (dalam unit) = 500.000.000 / (1.500.000 - 1.000.000)
BEP (dalam unit) = 500.000.000 / 500.000
BEP (dalam unit) = 1.000 unit

Jadi, bisnis tersebut perlu memproduksi Tablet sebanyak 1.000 unit agar mencapai BEP atau titik impasnya.

- Penyelesaian 2: Menghitung BEP dalam bentuk uang (Rupiah)
Rumus BEP (dalam rupiah) = Biaya Tetap Produksi / (Harga per Unit - Biaya Variabel per Unit) X Harga per Unit

BEP (dalam rupiah) = 500.000.000 / (1.500.000 - 1.000.000) x 1.500.000
BEP (dalam rupiah) = 500.000.000 / 500.000 x 1.500.000
BEP (dalam rupiah) = 1.500.000.000 atau 1,5 milliar

Jadi, bisnis Tablet tersebut mesti mencapai penjualan sebanyak Rp 1,5 miliar supaya capai break even point alias tidak untung maupun tidak rugi.

Itu dia pengertian break even point (BEP), tujuan, manfaat, komponen, rumus, serta cara menghitungnya.




(azn/fds)

Hide Ads