Ancaman Baru dari Bawah Laut Merah: Kabel Putus, Internet Bisa Padam

Ancaman Baru dari Bawah Laut Merah: Kabel Putus, Internet Bisa Padam

Aulia Damayanti - detikFinance
Rabu, 06 Mar 2024 09:45 WIB
Houthi fighters open the door of the cockpit on the ships deck in the Red Sea in this photo released November 20, 2023. Houthi Military Media/Handout via REUTERS    THIS IMAGE HAS BEEN SUPPLIED BY A THIRD PARTY
Ilustrasi/Houthi Bajak Kapal di Laut Merah/Foto: Houthi Military Media/Handout via REUTERS
Jakarta -

Ada ancaman baru dari Laut Merah. Kabel di bawah Laut Merah sebagai jaringan telekomunikasi kabarnya putus dan akan menyebabkan gangguan internet di jalur tersebut ke sejumlah wilayah di dunia.

Dikutip dari CNN, Rabu (6/3/2024) Perusahaan telekomunikasi Hong Kong HGC Global Communications mengatakan, kabel milik empat jaringan telekomunikasi besar telah diputus dan menyebabkan gangguan signifikan terhadap internet di Timur Tengah.

HGC memperkirakan 25% lalu lintas antara Asia dan Eropa serta Timur Tengah terkena dampaknya. Akibatnya, perusahaan terpaksa mengubah rute lalu lintas untuk meminimalkan gangguan bagi pelanggan dan juga memberikan bantuan kepada bisnis yang terkena dampak.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sayangnya, HGC tidak menjelaskan detail bagaimana kabel-kabel itu rusak atau siapa yang bertanggung jawab. Kabel jaringan komunikasi di laut itu adalah kekuatan yang menggerakkan internet, dan dalam beberapa tahun terakhir banyak kabel yang didanai oleh raksasa internet seperti Google, Microsoft, Amazon, dan induk Facebook, Meta.

Kerusakan pada jaringan bawah laut ini dapat menyebabkan pemadaman internet secara luas, seperti yang terjadi setelah gempa bumi Taiwan pada 2006.

ADVERTISEMENT

Jaringan kini terkena dampak adalah Asia-Afrika-Eropa 1, sistem kabel sepanjang 25.000 kilometer (15.534 mil) yang menghubungkan Asia Tenggara ke Eropa melalui Mesir. Gerbang Eropa India (EIG) juga rusak.

EIG menghubungkan Eropa, Timur Tengah, dan India dan menjadikan Vodafone sebagai investor utama.

Dugaan Dilakukan Houthi

Laporan minggu lalu dari outlet berita Israel, Globes menyatakan bahwa Houthi berada di balik kerusakan kabel tersebut. Namun, pemimpin pemberontak Yaman Abdel Malek al-Houthi membantah tuduhan tersebut.

"Kami tidak berniat menargetkan kabel laut yang menyediakan internet ke negara-negara di kawasan ini," katanya.

Kelompok Houthi malah menyalahkan aktivitas unit militer Inggris dan AS yang akhirnya merusak jaringan kabel bawah laut itu.

(ada/ara)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads