Sudah 10 tahun sejak kabar hilangnya pesawat penerbangan MH370. Hilangnya pesawat jenis Boeing 777 yang membawa 227 penumpang dan 12 kru itu menjadi salah satu misteri terbesar dalam sejarah aviasi dunia. Malaysia dikabarkan masih melakukan pencarian pesawat tersebut.
Pada Minggu (3/3), Menteri Transportasi Malaysia, Anthony Loke mendorong upaya pencarian MH370. Ia mengaku mengundang perusahaan eksplorasi dasar laut Amerika, Ocean Infinity untuk membahas upaya itu.
"Pemerintah Malaysia berkomitmen untuk melakukan pencarian (MH370) dan pencarian harus terus dilakukan," kata Anthony dikutip dari CNBC, ditulis Rabu (6/3/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pemerintah Malaysia sudah dua kali gagal dalam pencarian tersebut. Dalam upaya pertama, Malaysia, China, dan Australia sudah mengeluarkan US$ 200 juta atau Rp 3,14 triliun (kurs Rp 15.740) hingga Januari 2017.
Pada 2018, pemerintah Malaysia menawarkan pembayaran US$ 70 juta atau Rp 1,10 triliun bagi siapapun yang menemukan MH370. Mereka menggandeng Ocean Infinity untuk mencari pesawat tersebut di Laut India Selatan.
Anthony mengatakan, pihaknya akan berbicara dengan Australia untuk melanjutkan pencarian tersebut jika disetujui oleh kabinet Malaysia. Kabar tersebut disambut baik oleh para keluarga korban. Mereka mengapresiasi proposal Ocean Infinity yang menawarkan Malaysia tidak perlu membayar biaya pencarian.
"Kami ingin pencarian tetap berjalan tapi kami juga harus realistis. Kita tidak bisa mengharapkan pemerintah menghabiskan miliaran (untuk pencarian)," kata VPR Nathan, seorang warga Malaysia yang kehilangan istrinya, Anne Daisy dalam penerbangan tersebut.
Sementara keluarga korban lainnya, Jiang Hui asal China meminta Malaysia untuk terus memberikan informasi kepada keluarganya. Menurutnya, komunikasi diperlukan untuk memberi kepastian terhadap nasib ibunya yang menjadi penumpang MH370.
"Selama ada komunikasi, kita dapat menghindari kesalahpahaman," pungkasnya.
Sebagai informasi, Jiang adalah salah satu anggota keluarga korban yang menuntut kompensasi atas hilangnya Pesawat MH370. Sebab, 150 penumpang asal China diketahui juga menjadi penumpang pesawat itu. Sejumlah keluarga korban menuntut kompensasi atas peristiwa tersebut kepada Malaysia Airlines, Boeing, pembuat mesin pesawat yakni Rolls-Royce, dan Allianz Insurance Group.
(ara/ara)