Sama-sama Terdampak El Nino, Kok Thailand-Vietnam Bisa Ekspor Beras ke RI?

Sama-sama Terdampak El Nino, Kok Thailand-Vietnam Bisa Ekspor Beras ke RI?

Aulia Damayanti - detikFinance
Rabu, 06 Mar 2024 15:14 WIB
Penampakan 24.000 Ton Beras Impor Vietnam Tiba di Priok
Ilustrasi/Beras Impor/Foto: Agung Pambudhy
Jakarta -

Dalam lima tahun terakhir, impor beras dari Vietnam dan Thailand terus meningkat. Importasi dilakukan karena produksi beras Indonesia turun imbas El Nino.

Fenomena cuaca ekstrem ini tidak hanya terjadi di Indonesia. Negara produsen beras lainnya seperti Vietnam dan Thailand juga mengalami hal serupa.

Dikutip dari Vietnam Plus, Kementerian Pertanian dan Koperasi di Thailand memperkirakan terjadi penurunan produksi beras pada musim panen 2023-2024, terutama dampak fenomena cuaca El Nino.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Produksi beras diperkirakan berkurang 871.000 ton, turun 3,27% menjadi 25,8 juta ton. Penurunan ini juga seiring dengan menurunnya luasan lahan menjadi total 62,4 juta rai (9,98 juta ha). Ini merupakan pengurangan 602.000 rai atau 0,96% dari tahun sebelumnya.

Namun demikian, konsumsi beras di Thailand tetap lebih rendah dari produksinya. Peneliti dari Center of Reform on Economic (CORE) Indonesia, Eliza Mardian rata-rata setiap tahunnya Thailand memproduksi beras sekitar 20 juta ton, sementara konsumsinya hanya 11-13 juta ton.

ADVERTISEMENT

"Penurunan beras tahun 2023 Thailand itu estimasinya 871 ribu ton turun 3,17%. Kalau kasus Thailand bisa ekspor karena produksinya lebih besar dari tingkat konsumsinya. Produksi 20 juta ton, konsumsi 11 juta ton per tahun, jumlah penduduk 69 juta jiwa, 1/4 penduduk dari Indonesia," kata dia kepada detikcom, Rabu (6/3/2024).

Sementara Vietnam, meskipun dihadapi oleh panas ekstrem akibat El Nino, produksi beras di Vietnam pada 2023 meningkat 1- 2% dibandingkan 2022. Dikutip dari Nikkei Asia, Bea Cukai Vietnam mengatakan produksi beras negara itu menjadi lebih dari 43 juta ton.

Untuk volume ekspor beras Vietnam kini meningkat menjadi 8 juta ton sepanjang 2023. Angka itu naik dari rata-rata volume ekspor antara 6-7 juta ton per tahun dalam beberapa tahun terakhir.

Lebih lanjut, Eliza menyebut, produktivitas padi di Vietnam memang lebih baik dari Indonesia. Kemudian jumlah penduduk di negara tersebut juga tidak sebanyak Indonesia, sehingga surplus bisa untuk ekspor.

"Kalau Vietnam memang dari segi tingkat produktivitas itu lebih tinggi dari Indonesia, dan jumlah penduduk pun tidak sebanyak Indonesia, sehingga surplus bisa diekspor. Kita (Indonesia) beras besar, namun kebutuhan juga besar karena jumlah penduduk banyak dan sangat bergantung pada satu komoditas beras," jelasnya.

RI juga impor beras dari India. Cek halaman berikutnya.

Selain Vietnam dan Thailand, Indonesia juga sempat impor beras dari India. Eliza mengatakan meski India merupakan negara dengan penduduk besar, tetapi penduduknya tidak hanya bergantung pada beras.

"Mereka diversifikasi pangannya. Proporsi Beras sebagai pangan 43,5 %, Gandum 40,4%, Ragi (biji-bijian) 12,6%, sisanya pangan lokal. beda dengan Indonesia yang 83% bergantung kepada beras," kata

Berdasarkan data The United States Department of Agriculture (USDA), pada 2022 saja produksi beras di India mencapai 130 juta ton. Sementara konsumsi penduduk negara tersebut 110 juta ton, artinya ada kelebihan 21 juta ton yang bisa diekspor ke negara lain.

Dihubungi terpisah, Pengamat Pertanian Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI) Khudori juga mengatakan hal serupa. Vietnam dan Thailnd tetap bisa melakukan ekspor meski ada El Nino karena produksi beras kedua negara itu masih jauh di atas kebutuhan dalam negerinya.

Menurutnya, sementara di Indonesia produksinya yang sanga besar mencapai lebih dari 31 juta ton hanya untuk memenuhi kebutuhan dalam negerinya saja. Hal ini juga karena jumlah penduduk Indonesia yang jauh lebih besar ketimbang Vietnam dan Thailand.

"Indonesia itu produsen beras terbesar 4 dunia, Thailand itu di bawah dan Vietnam itu di bawah. Tetapi produksi nomor 4 dunia itu habis saja untuk makan sendiri, Kalau Vietnam kan surplusnya besar, demikian juga Thailand dan India," jelasnya.

Merujuk pada data The United States Department of Agriculture (USDA), pada 2022. Indonesia sebenarnya menjadi terbesar keempat di dunia sebanyak 31,5 juta ton. Hal ini berdasarkan data dari

Namun, dengan jumlah penduduk Indonesia sebanyak 273 juta dan kini naik 277 juta orang, konsumsi beras tentu lebih banyak pula. Jumlah konsumsi beras Indonesai sebesar 30 juta ton.

Sementara produksi Vietnam diketahui sebesar 27 juta dan Thailand 19,8 juta ton. Jumlah penduduk Vietnam pada 2022 sebanyak 97 juta orang dengan jumlah konsumsi beras 21 juta ton dan Thailand 69 juta orang dengan jumlah konsumsi hanya 13 juta ton.

Artinya jika produksi Vietnam 27 juta ton dikurangi dengan konsumsi 21 juta ton, ada surplus 6 juta ton yang bisa diekspor oleh negara itu. Begitu juga dengan Thailand yang produksinya 19 juta dikurangi konsumsi 13 juta, maka ada surplus 7 juta.


Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads