Kebutuhan untuk mendalami pemasaran online, khususnya melalui lokapasar (marketplace), juga disuarakan Monica, pemilik usaha Madu Non Pasteurisasi asal Karawang. Produk madu non pasteurisasi sudah tersedia di marketplace tetapi dinilai belum optimal.
"Ketika ada program ini saya antusias. Ada coaching dan kami ditanya apa yang belum kami lakukan, dan kelemahan kami. Kami merasa ada kebutuhan untuk lebih memahami pemasaran online," katanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Monica menjelaskan madu non pasteurisasi berarti madu tanpa proses pemanasan sehingga tidak ada zat yang hilang. Usaha yang dirintis sejak 2020 ini kini telah berkembang dengan memiliki 9 produk madu dengan sejumlah varian dan ukuran kemasan.
Dia melanjutkan madu sachet dan madu botol menjadi produk yang paling diminati. Saat ini, madu botol telah masuk ke sejumlah koperasi di Bandung.
Selain aktif mengembangkan usaha madu, Monica juga terbuka untuk membantu UMKM yang hendak mengurus sertifikasi BPOM. Ia punya mimpi membawa produk madu sachet non pasteurisasi bisa menembus pasar ekspor.
"Saya punya banyak harapan. Saya ingin ikut pameran, bisa ekspor madu sachet dan produk madu kami dikenal di seluruh Indonesia," katanya.
Senada, Evi Rumondang, pemilik usaha Errumo Personal Care mengatakan butuh pendampingan lebih untuk meningkatkan penjualan. Dengan karakter essential oil yang memiliki pasar sangat niche, Evi berharap dapat belajar banyak hal melalui Program UMKM Untuk Indonesia untuk Transformasi Digital 2024.
Ia optimistis produk essential oil Errumo punya peluang besar. Pasalnya, sejumlah konsumen yang pernah mencoba produknya, rutin melakukan pemesanan kembali karena mengaku mendapatkan manfaat.
"Biasanya pembeli dari pameran atau offline. Ketika mereka merasakan manfaat, mereka kemudian memesan secara online," katanya.
Evi melanjutkan, Indonesia memiliki banyak bahan baku essential oil seperti serai, cengkih dan lainnya. Hal itu membuat Errumo dapat memproduksi essential oil yang lebih murah dibandingkan merek lain khususnya dari luar negeri.
Saat ini Errumo Personal Care telah memiliki lebih dari 10 varian produk dengan produk yang paling laris ialah garam untuk berendam dan essential oil. Pembeli produk Errumo Personal Care, kata Evi, umumnya karyawan dengan rentang usia di atas 25 tahun.
"Saya sangat berterima kasih bisa ikut dalam program dari Sampoerna, INOTEK, dan Kabupaten Bogor karena dibukakan jalan ke mana harus bertanya. Saya berharap pendampingan UMKM ini dilanjutkan, karena banyak produk UMKM yang bagus tetapi juga alami kesulitan khususnya untuk branding," imbuhnya.
(fdl/fdl)