Trenggono: Lele Pasarnya Besar di DIY, Berapapun Produksinya Terserap

Trenggono: Lele Pasarnya Besar di DIY, Berapapun Produksinya Terserap

Inkana Putri - detikFinance
Kamis, 07 Mar 2024 18:55 WIB
Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Sakti Wahyu Trenggono mengatakan budidaya perikanan air tawar dapat berkontribusi menekan persoalan kemiskinan di Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Foto: KKP
Jakarta -

Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Sakti Wahyu Trenggono mengatakan budidaya perikanan air tawar dapat berkontribusi menekan persoalan kemiskinan di Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Pihaknya pun siap mendukung pembangunan budidaya perikanan di wilayah tersebut.

"Tadi Bapak Bupati mengatakan angka kemiskinan sekitar 15 persen. Nah, kalau budidaya perikanan seperti di Kaliketuk bisa terus kita tingkatkan dan dilakukan di daerah lain, saya yakin angka kemiskinan tadi bisa terus menurun," ungkap Trenggono dalam keterangan tertulis, Kamis (7/3/2024).

Hal ini disampaikannya saat meninjau kawasan budidaya sistem bioflok di Kaliketuk, Kecamatan Semin, Kabupaten Gunungkidul, Kamis (7/3/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), angka kemiskinan di Gunungkidul sebesar 15,60 persen pada tahun 2023 atau sebanyak 122 ribuan jiwa. Selain mengandalkan pertanian, sebagian masyarakat kini telah menekuni budidaya perikanan air tawar, salah satunya lele, seperti di Desa Kalikeluk.

Trenggono mengungkapkan ratusan pembudidaya lele anggota Koperasi Mina Mulya Maju Mandiri (4M) di Desa Kaliketuk mampu memproduksi 1-1,5 ton lele dari ratusan kolam bioflok yang dikelola. Adapun hasil panen dipasarkan ke Gunungkidul, Yogyakarta serta startup perikanan dengan harga rata-rata Rp 20.500 per kilogram.

ADVERTISEMENT

Ia menambahkan awalnya usaha budidaya di Kaliketuk dilakukan secara mandiri sebagai tambahan penghasilan. Namun melihat potensi yang semakin besar, masyarakat membentuk Koperasi Mina Mulya Maju Mandiri pada tahun 2018 atas pendampingan dari Badan Layanan Umum Lembaga Pengelola Modal Usaha Kelautan dan Perikanan (BLU LMPUKP) yang merupakan unit kerja Kementerian Kelautan dan Perikanan.

Seiring kegiatan budidaya semakin besar, para pembudidaya pun menerapkan manajemen air dan pengelolaan limbah secara terpadu sehingga sumber daya air terus terjaga.

Lebih lanjut, Trenggono mengungkapkan KKP memberikan bantuan permodalan hingga Rp50 miliar yang diberikan secara bertahap sejak tahun 2018 hingga 2026 nanti.

"Daerah yang dikenal sulit air, tapi kini berhasil mengembangkan budidaya perikanan. Ini hebat sekali. Tadi saya melihat masih perlu dukungan pembenihan dan pakan juga. Ini akan kita bantu dan dampingi. Lele ini pasarnya besar sekali di DIY, sehingga berapapun produksinya saya yakin terserap," ucap Trenggono.

Sementata itu, Bupati Gunungkidul Sunaryanta mengakui budidaya perikanan di wilayahnya makin menggeliat.

Ia pun berharap semakin banyak kegiatan pemberdayaan masyarakat yang berkaitan dengan budidaya perikanan air tawar. Pasalnya, hal tersebut tidak hanya berdampak pada pemenuhan ikan konsumsi di Gunungkidul melainkan juga untuk peningkatan penghasilan masyarakat.

Di sisi lain, Direktur LPMUKP, I Nengah Putra Winata menjelaskan bantuan pinjaman permodalan yang disalurkan merupakan upaya percepatan dalam pemberdayaan masyarakat kelautan dan perikanan. Hal ini juga menjadi upaya penguatan kelembagaan sehingga proses hilirisasi dapat terwujud.

"Kami berharap ke depan pengembangan di sektor kelautan dan perikanan dapat terus berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi dengan prinsip pemberdayaan. Semoga ini menjadi motivasi bagi kita untuk selalu memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat kelautan dan perikanan," jelasnya.

Ia pun menjelaskan lebih rinci mengenai angka pencairan LPMUKP ke Koperasi 4M senilai Rp 50 miliar dilakukan secara bertahap sejak tahun 2018 senilai Rp 1 miliar untuk pembangunan 100 unit kolam bundar. Adapun penyaluran selanjutnya di tahun 2021 senilai Rp 1,35 miliar digunakan untuk pembangunan kolam dan modal kerja sejumlah 100 unit kolam bundar.

Di sisi lain, penyaluran tahun 2023 pada fasilitas ketiga senilai Rp 3 miliar penggunaannya untuk pembangunan 300 unit kolam bundar. Selanjutnya, pada tahun 2024 direncanakan penyaluran hingga Rp 10 miliar akan digunakan untuk penambahan unit kolam pembesaran ikan lele sebanyak 1.000 kolam.

(akd/ega)

Hide Ads