Menkop UKM Sebut Tanah Abang Sepi Pembeli Gegara Banjir Impor

Menkop UKM Sebut Tanah Abang Sepi Pembeli Gegara Banjir Impor

Aulia Damayanti - detikFinance
Jumat, 08 Mar 2024 17:32 WIB
Menkop UKM Teten Masduki
Teten Masduki - Foto: Retno Ayuningrum/detikcom
Jakarta -

Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Teten Masduki menyebut sepinya pembeli di Tanah Abang bukan masalah hadirnya e-commerce (toko online). Tetapi karena banjirnya produk impor murah yang membuat produk dalam negeri tidak dapat bersaing.

Hal ini menjawab terkait pedagang Tanah Abang yang mengeluhkan penjualan sepi meski menjelang Ramadan. Di mana biasanya banyak konsumen yang berbondong-bondong mencari baju baru untuk Idul Fitri.

"Sebenarnya begini ya, sudah lama kan kami angkat masalah ini bahwa banyak produk konsumer (cek) khususnya di Tanah Abang kan produk pakaian jadi kan tidak bisa bersaing dengan produk-produk dari luar. Ya termasuk juga produk luar yang dijual di online. Jadi ini bukan persoalan offline dan online," kata Teten ditemui di Kantor Kementerian UKM, Jakarta, Jumat (8/3/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Oleh karena itu pemerintah melalukan pengetatan masuknya produk impor. Karena menurutnya terpukulnya produk dalam negeri tidak hanya pedagang offline tetapi juga di toko online.

"Sehingga Pak Presiden waktu itu dalam rapat kabinet beberapa waktu lalu sudah meminta ada pengaturan pengetatan impor konsumer good barang-barang konsumsi dari luar, supaya produk dalam negeri tidak terpukul baik yang dijual di offline maupun di online ya saya kira itu aja yang perlu segera diimplementasikan," jelasnya.

ADVERTISEMENT

Beberapa bulan belakangan pedagang Tanah Abang mengeluhkan penjualan yang menurun. Sebelumnya, Teten Masduki pernah menyebut ada penurunan omzet pedagang Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat hingga 50%. Menurutnya, kondisi ini bisa saja menjadi permanen.

"Tadi saya diskusi dengan PD Pasar Jaya, memang terjadi penurunan. Kemungkinan bisa permanen walaupun pada waktu-waktu tertentu seperti Lebaran akhir tahun ada peningkatan, tapi bisa dipastikan dampak penurunannya bisa permanen," katanya di Blok A Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, Selasa (19/9/2023).

Teten menyebut pedagang di Pasar Tanah Abang sebenarnya sudah mencoba berjualan secara online. Sayangnya mereka tetap gagal bersaing. Menurut Teten, hal ini disebabkan barang impor yang sudah dijual online harganya jauh lebih murah.

(ada/kil)

Hide Ads