Kasus tertidurnya pilot dan kopilot yang berbarengan di sebuah maskapai dalam penerbangan sedang menjadi sorotan publik. Peristiwa ini pun menimbulkan pertanyaan, apakah pilot boleh atau tidak boleh tidur dalam penerbangan.
Vincent Raditya, seorang pilot yang telah bekerja sejak 2010 pernah mengatakan, tidur merupakan hal yang lumrah. Menurut Vincent, seorang pilot dapat tidur dalam penerbangan. Namun, hal tersebut harus dilakukan dalam batas dan beberapa peraturan tertentu. Tentunya, kondisi keselamatan dan keamanan harus tetap nomor satu.
"Kecelakaan pesawat, survei membuktikan, itu di bawah 10 ribu kaki, sampai mendarat, sampai parkiran. Itu mayoritas terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Maka dari itu, di bawah 10 ribu kaki adalah area-area krusial, yang sangat risky (berisiko), yang kita namakan critical," ujarnya seperti dikutip dari detikTravel pada 27 November 2018 lalu.
"Di bawah 10 ribu, kita harus fokus karena traffic banyak, ada pesawat turun, ada pesawat yang mau naik, kita mesti waspada pilotnya juga harus dijaga. Nah, kita tidak boleh tidur di bawah 10 ribu kaki itu. Sudah mandatory tidak boleh," tambah Vincent.
Vincent juga menjelaskan, bahwa saat pesawat sudah di atas udara, fase ini adalah saat di mana pesawat sangat minim terjadi hal yang tidak diinginkan. Namun, tetap harus waspada, pilot satu dan yang lain harus bekerja sama agar pesawat masih dalam kendali.
"Akan tetapi, survei juga membuktikan, ketika pesawat cruising, atau sudah berada di atas udara, itu satu pilot saja sudah bisa menjalankan tugasnya. Seorang pilot sudah dididik untuk menjalankan pesawat sendiri, mau pilot atau kopilot dan sudah di desain dibawa sendiri. Namun untuk keselamatan, minimun standarnya harus dengan 2 pilot, agar satu dan lainnya punya perspektif yang berbeda," tambah Vincent.
Dia mengatakan, ada beberapa hal yang harus diperhatikan saat seorang pilot ingin tidur dalam penerbangan. Hal ini, jelas Vincent, agar pilot dan kopilot tetap prima dalam fase krusial.
"Maka dari itu, saat pesawat cruising, itu kebanyakan negara akan memperkenankan untuk tidur dengan aturan-aturan tertentu, contohnya, boleh tidur dengan catatan equipment harus bekerja dengan baik. Autopilot harus nyala, bekerja dengan baik, cuaca juga harus baik, dan rekan kita juga harus kuat. Dan itu aturan yang menentukan kita boleh atau tidak tidur, itulah yang mengatur. Yang mengatur tidur balik lagi, kaptennya," jelasnya.
Sementara itu, Pengamat Penerbangan Alvin Lie menuturkan, salah satu pilot tertidur sebenarnya sering terjadi. Sementara, jika pilot dan kopilot tidur secara bersamaan merupakan sesuatu yang pernah terjadi tapi jarang. Menurutnya, tertidur merupakan hal yang manusiawi dan perlu adanya antisipasi.
"Karena kalau salah satu pilot tidur itu sebenarnya sudah sering terjadi dan itu ada semacam SOP-nya walaupun tidak di dalam bentuk regulasi pemerintah tapi praktik dalam masing-masing perusahaan," jelas Alvien dalam pernyataannya.
Dia mengatakan, ketika salah satu pilot tidur maka dikategorikan sedang tidak aktif. Di dalam praktik dunia penerbangan, terangnya, ketika salah satu pilot tidak aktif maka harus meminta awak kabin atau pilot cadangan jika ada, duduk di kokpit kursi tengah (jump seat).
"Fungsinya adalah untuk mengawasi dan membantu pilot yang tinggal satu aktif ini menjalankan tugasnya dengan baik," katanya.
(acd/fdl)