Erick Sebut Pegawai BUMN Bisa Libur Jumat, Negara Ini Sudah Mulai Duluan

Erick Sebut Pegawai BUMN Bisa Libur Jumat, Negara Ini Sudah Mulai Duluan

Samuel Gading - detikFinance
Rabu, 13 Mar 2024 10:50 WIB
Young man and woman startups business meeting to discuss the situation on the marketing in the meeting room.
Ilustrasi/Foto: Thinkstock
Jakarta -

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir ingin pegawai BUMN bisa libur tiga hari dalam seminggu setelah bekerja lebih dari 40 jam dalam sepekan. Sejumlah negara diketahui sedang melakukan uji coba dan sudah mengimplementasikan kebijakan tersebut.

Pembicaraan mengenai libur tiga hari seminggu alias empat hari waktu kerja dalam sepekan awalnya mengemuka di masa pandemi COVID-19. Pasalnya, banyak negara yang mulai mempertimbangkan urgensi dari fleksibilitas di tempat kerja.

Konsepnya sederhana, karyawan hanya bekerja empat hari dalam sepekan meski menerima upah dan mengerjakan tanggung jawab yang sama seperti pekerja yang bekerja selama lima hari dalam seminggu. Alhasil, perusahaan yang menerapkan kebijakan itu diharapkan lebih efisien dengan menerapkan rapat yang lebih sedikit dan independensi kerja yang lebih besar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kebijakan itu diyakini akan meningkatkan produktivitas karyawan, keseimbangan hidup dan pekerjaan (work-life balance), dan meningkatkan kepuasan karyawan. Berbagai serikat pekerja lintas negara di Uni Eropa pun sudah menyerukan agar pemerintah menerapkan kebijakan libur tiga hari seminggu.

Negara yang Sedang Uji Coba dan Sudah Terapkan Libur 3 Hari:

ADVERTISEMENT

1. Belgia

Belgia menjadi negara pertama di Eropa yang menerapkan kebijakan libur tiga hari seminggu. Pada Februari 2022, pemerintah mengabulkan keinginan karyawan Belgia untuk bekerja selama empat hari tanpa kehilangan gaji.

Regulasi mengenai hal tersebut dikeluarkan pada 21 November 2023, peraturan itu memungkinkan karyawan memilih untuk bekerja empat atau lima hari dalam seminggu. Namun, hal ini bukan berarti beban kerja karyawan berkurang, jumlah tanggung jawab yang harus dikerjakan hanya dipadatkan menjadi empat hari saja.

Perdana Menteri Belgia, Alexander de Croo mengatakan ia berharap perubahan itu dapat membuat situasi ketenagakerjaan lebih fleksibel dan membuat masyarakat lebih mudah untuk menciptakan keseimbangan hidup. Menurutnya, kebijakan itu diharapkan juga membuat situasi perekonomian semakin dinamis.

"Targetnya adalah untuk memberi masyarakat dan perusahaan kebebasan untuk mengatur waktu kerja. Kami kurang dinamis jika dibandingkan negara lain," ucap Alexander dikutip dari Euronews, Rabu (13/3/2024).

Kendati demikian, kebijakan itu dinilai masih belum menarik. Pasalnya, beberapa karyawan akan bekerja dengan jam kerja lebih banyak jika memilih untuk mengambil kebijakan empat hari kerja dalam seminggu. Sementara sejumlah pekerjaan lain yang bekerja dengan sistem shift, dinilai tidak akan bisa mengambil hak tersebut.

2. Jerman

Jerman menjadi salah satu negara terkemuka di Eropa yang memiliki rata-rata jam kerja terendah. Menurut data World Economic Forum (WEF), rata-rata jam kerja di Jerman 34,2 jam seminggu.

Kendati demikian, banyak serikat buruh di negara tersebut yang meminta agar jumlah waktu kerja juga dikurangi. Menurut survei yang dilaksanakan Forsa, sebanyak 71% warga Jerman ingin bisa bekerja hanya empat hari dalam seminggu.

Keinginan ini pun diakomodir oleh Pemerintah Jerman. Mulai 1 Februari 2024, sebanyak 45 perusahaan di Jerman sedang mengujicoba kebijakan empat hari kerja dalam sepekan. Eksperimen itu bakal terlaksana selama enam bulan.

Namun, uji coba itu hanya berlaku untuk perusahaan yang jenis pekerjaannya dapat menyesuaikan waktu kerja yang lebih pendek. Uji coba itu dipimpin oleh organisasi nirlaba 4 Day Week Global dan manajemen konsultan asal Berlin yakni Intraprenör. Namun, belum diketahui jika kebijakan itu akan dimaktubkan dalam undang-undang oleh parlemen Jerman.

3. Portugal

Mengikuti sejumlah negara lain, Portugal menjadi salah satu negara yang sedang mengujicobakan kebijakan libur tiga hari dalam seminggu. Sejak Juni 2023, sebanyak 39 perusahaan swasta telah mendaftarkan diri mengikuti uji coba tersebut.

Perusahaan yang mengikuti uji coba diharapkan mengikuti skema 100:80:100. Skema itu membuat karyawan mendapatkan 100% upah dalam sehari untuk 80% waktu kerja. Hal ini sebagai substitusi untuk komitmen menjaga 100% produktivitas karyawan.

Dengan sebanyak 72% warga Portugal bekerja lebih dari 40 jam seminggu, Portugal adalah negara tiga dengan waktu kerja terbanyak selama sepekan menurut Organization for Economic Co-Operation and Development (OECD).

4. Inggris

Proses uji coba kebijakan libur tiga hari seminggu di Inggris disebut sangat sukses. Perusahaan kini sedang menggodok agar kebijakan empat hari kerja diterapkan secara permanen di negara tersebut.

Berdasarkan hasil uji coba yang dilakukan 61 perusahaan dengan total 3.330 karyawan selama enam bulan, kebijakan libur tiga hari seminggu terbukti meningkatkan produktivitas bisnis, kesejahteraan pegawai, serta berdampak baik terhadap lingkungan dan kesetaraan gender.

Sebanyak 92% dari puluhan perusahaan tersebut pun sampai saat ini memutuskan memperpanjang masa uji coba tersebut. Mereka menyebutnya sebagai terobosan besar.

"Program serupa sedang dicoba dimulai di Amerika Serikat dan Irlandia, dengan rencana implementasi di Kanada, Australia, dan Selandia Baru," ucap Direktur Program 4 Day Week UK Campaign, Joe Ryle.

5. Islandia

Islandia menjadi salah satu negara yang sudah duluan menerapkan uji coba libur tiga hari seminggu. Dalam kurun 2015-2019, Islandia mengadakan pilot project terbesar di dunia dengan waktu kerja hanya 35-36 jam waktu kerja dalam seminggu.

Sebanyak 2.500 orang berpartisipasi dalam tes tersebut. Untuk memastikan kualitas riset, lembaga asal Inggris Autonomy dan organisasi nirlaba Irlandia yakni Association for Sustainability and Democracy (ALDA) dilibatkan dalam uji coba.

Pilot project itu disebut sukses oleh peneliti, sejumlah serikat pekerja pun menegosiasikan agar kebijakan pengurangan jam kerja diterapkan. Hasil studi pun mengemukakan bahwa kebijakan itu membuat perubahan signifikan di Islandia dengan sebanyak 90% pekerja kini sudah memiliki jam kerja di bawah 40 jam seminggu dengan akomodasi lain.

Peneliti pun menemukan bahwa stres di tempat kerja menurun dan aspek work-life balance meningkat karena kebijakan itu.

6. Jepang

Di Benua Asia, Jepang menjadi satu-satunya negara yang diketahui mulai mempertimbangkan kebijakan libur tiga hari dalam seminggu. Pada 2021, pemerintah Jepang mengumumkan rencana untuk menciptakan work-life balance kepada seluruh penduduknya.

Sejumlah perusahaan besar pun telah bereksperimen di Jepang tentang kebijakan tersebut. Salah satunya adalah Microsoft pada 2019, perusahaan itu membuat uji coba dengan menawarkan karyawannya libur tiga hari kerja selama sepekan. Kebijakan itu pun membuat produktivitas meningkat 40% dan membuat hasil kerja lebih efisien.

(ara/ara)

Hide Ads