Amran kemudian menjelaskan bahwa pihaknya sudah berkomunikasi dengan Menkeu termasuk soal Anggaran Belanja Tambahan (ABT). Namun, Amran menjelaskan ABT tidak masuk karena waktu yang mepet. Ia pun menjelaskan bahwa El Nino bahwa Indonesia tidak mengenal darurat anggaran.
"Saya katakan negeri ini tidak mengenal darurat anggaran. Setelah itu disetujui Rp 14 triliun itu tahun lalu di Desember, di lapangan karena kami dengar aspirasi petani. Setelah itu disetujui kami komunikasi dan ratas bersama ibu Menteri. Kami tidak menyalahkan siapa-siapa tapi kami rapat siapa-siapa," sambungnya.
Menanggapi hal tersebut, Ono kemudian heran jika persetujuan sudah dikeluarkan tapi belum direalisasi. "Apakah memang saat ratas hanya diketok semuanya setuju tapi uangnya nggak ada? Kalau uangnya nggak ada mau cari di mana?" tegasnya dengan suara tinggi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ono lantas mengatakan heran melihat hal itu sulit dieksekusi. Padahal, ia mencontohkan kebijakan pembagian pupuk berdiskon gampang dilakukan. Walhasil, ia mempertanyakan siapa yang bisa menekan Menteri Keuangan.
"Siapa atasannya bu Menteri Keuangan? Siapa yang bisa menekan Menteri Keuangan?" tanyanya lagi.
"Bukan, Menkeu itu mitra. Yang bisa menyampaikan bapak Presiden. Saya tidak bisa paksa dia, kami sudah ratas tiga kali dan sudah diputuskan, Menteri Keuangan hadir," ungkapnya.
"Berarti hanya Tuhan, lah, yang bisa menekan Joko Widodo," pungkas Ono.
(ara/ara)