Direktur Utama PTPN III (Persero) Mohammad Abdul Ghani mengungkap kondisi pasokan gula dalam negeri saat ini. Ia menyebut posisi stok sampai akhir tahun hanya 740 ribu ton, padahal kebutuhan konsumsi setahun 3 juta ton.
"Berdasarkan data saya kutip seminar gula dinyatakan bahwa posisi stok gula nasional Februari posisi sampai akhir tahun 740 ribu ton. Kalau mengacu data perjalanan terakhir konsumsi gula per tahun sekitar 3 juta (ton), artinya tiap bulan 250 ribu ton," kata dia dalam rapat dengan Komisi VI DPR RI, Jakarta Pusat, Rabu (13/3/2024).
Khusus untuk stok yang ada di PTPN sendiri ada sebanyak 166 ribu ton. Dengan gambaran stok secara nasional saat ini ada kekurangan stok dari kebutuhan dalam negeri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Khusus untuk PTPN saat ini stok 166 ribu ton di mana 166 ribu ton itu sebagian besar sudah dimiliki pedagang tetapi belum dikeluarkan dari gudang kami. Dan dula yang keluar dari pelabuhan sekitar 25 ribu ton. Artinya ini sudah agak ngeri-ngeri sedap, ketersediaan gula di pasaran," ujarnya.
Rendahnya ketersediaan gula dalam negeri juga seiring dengan waktu giling tebu yang baru akan terjadi pada Mei 2024. Produksi gula oleh PTPN sendiri pada bulan Maret ini memang tipis hanya 11.456 ton, kemudian bulan April hanya 4.874 ton.
Produksi pada Mei diprediksi sebanyak 78 ribu ton, lalu baru akan meningkat pada Juni akan sebanyak 204 ribu ton, Juli 227 ribu ton dan Agustus 226 ribu ton. Setelah itu Abdul Ghani menyebut akan terjadi penurunan produksi kembali. Maka ia pun mewanti-wanti kekurangan produksi saat ini akan mendorong kenaikan harga.
"Kalau dilihat jadwal giling paling besar Jawa Timur sentral produksi itu bulan Mei, lalu meningkat Juni, Juli, Agustus, setelah itu turun (produksi). Artinya dari sisi PTPN sampai dengan bulan Mei perlu diwaspadai tentu ini kebijakan pemerintah untuk mengatasi jangan sampai gula di pasaran berkurang dan harga melonjak," pungkasnya.
(ada/ara)