Di balik aksi boikot produk pro-Israel, produk usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) mempunyai kesempatan untuk semakin eksis. Chief Economist PT Bank Syariah Indonesia Tbk Banjaran Surya Indrastomo mengatakan aksi ini menjadi peluang bagi pelaku UMKM agar bisa semakin produktif.
Di sisi lain, dia juga menegaskan produsen harus dapat memanfaatkan momentum ini untuk dapat melihat kebutuhan masyarakat.
"Selama ini yg aksi boikot ini ada manfaatnya berkaitan dengan bisa jadi kesempatan produksi dalam negeri, capturing momentum apakah ini bisa menjadi telling point atau tidak," katanya dalam acara detikcom Leaders Forum 'Memantau Peluang di Tengah Ketidakpastian Ekonomi' Acara ini didukung oleh PT KB Bank Tbk, PT Bank Central Asia Tbk, dan PT Bank Syariah Indonesia Tbk Kamis (14/3/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di sisi lain, dia menilai aksi boikot ini dapat mendisrupsi salah satu industri. Apalagi selama beberapa tahun terakhir ini produk-produk aksi boikot ini termasuk produk besar. Untuk itu, dia menilai hal ini dapat dimanfaatkan bagi pelaku UMKM.
"Dalam konteks lain yang menjadi tempat sektor yang target ini secara garis besar dapat bergeser ke tempat lain. Ini yang terjadi secara umum beberapa tahun ini. Saya rasa perlu dimanfaatkan," jelasnya.
Sementara itu, VP Economic Research BCA Agus Salim Hardjodinoto mengatakan aksi boikot ini berpengaruh pada pelaku usaha secara signifikan. Hal ini dikarenakan angka biaya pengiriman logistik yang meningkat imbas dari serangan Houthi.
"Kalau kita lihat sisi konfliknya, terutama Houthi, termasuk dampaknya pada kenaikan harga pengiriman barang yang naik. Ketika harga shipment berlaku dan waktu berlayar lebih panjang, berimplikasi pada kenaikan harga produk. Kita hitung lagi secara signifikan ke pelaku usaha secara nasional cukup mempengaruhi," katanya.
Selain itu, apabila konflik itu terus berlanjut juga akan berdampak pada sektor energi. Sekarang memang belum berpengaruh karena Amerika Serikat masih mengeluarkan stok energinya.
(kil/kil)