Harga beras masih mahal sampai saat ini. Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas mengatakan harga beras masih tinggi di level Rp 16.000-17.000 per kilogram (kg).
Harga itu telah turun dari sebelumnya Rp 18.000/kg, namun belum lagi mengalami penurunan. Hanya saja saat ini belum mengalami penurunan kembali, karena belum adanya panen raya.
"Dari Rp 17.000 ini belum turun, karena beras lokal belum panen," tambahnya.
Belum turunnya harga beras karena panen raya tahun ini mengalami kemunduran. Menurut Zulhas seharusnya sudah terjadi panen raya awal tahun, tetapi karena baru musim tanam sehingga panen raya pun mengalami kemunduran.
"Memang beras lokal panennya belum panen raya, harganya tinggi karena barangnya kurang, kan baru nanam. Januari harusnya panen raya, ini panen rayanya bulan depan, bulan Mei," jelasnya.
Zulhas mengimbau kepada masyarakat yang membutuhkan beras yang terjangkau bisa membeli beras Perum Bulog. Beras Stabilitas Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) seharga Rp 10.900/kg.
Beras SPHP ini juga dijual dalam bentuk kemasan 5 kg di ritel modern hingga pasar seharga Rp 54.500.
"Beras pemerintah ada Bulog yang kita impor kemarin premium harganya Rp 14.000, yang SPHP Rp 11.000. Masyarakat kalau kemahalan, ada beras SPHP," tambahnya.
Meski demikian, Zulhas mengatakan harga beras akan turun bulan depan seiring dengan adanya panen raya. "Mudah-mudahan bulan depan panen raya beras lokal harganya bisa turun," pungkasnya.
(ada/rrd)