Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat impor barang-barang konsumsi melonjak menjelang Ramadan dan Idul Fitri atau Februari 2024. Kenaikannya terjadi baik secara bulanan (month to month/mtm) maupun tahunan (year on year/yoy).
Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan nilai impor barang konsumsi per Februari 2024 sebesar US$ 1,86 miliar atau naik 5,11% dibandingkan Januari 2024. Sedangkan dibandingkan Februari 2023, naik 36,49% atau senilai US$ 1,36 miliar.
"Secara tahunan nilai impor seluruh jenis penggunaan mengalami peningkatan dengan kenaikan terbesar pada kelompok barang konsumsi yang meningkat 36,49%," kata wanita yang akrab disapa Winny dalam konferensi pers, Jumat (15/3/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Winny merinci impor barang-barang konsumsi yang naik secara bulanan dipicu oleh kenaikan impor mesin/peralatan mekanis dan bagiannya sebesar 77,77%, kendaraan dan bagiannya 46,46%, serta mesin/perlengkapan elektrik dan bagiannya 30,79%.
"Barang konsumsi yang mengalami peningkatan secara yoy yaitu serealia, di situ di dalamnya ada beras dan gandum ini naik 164,60% karena salah satunya untuk menjaga pasokan dalam negeri. Kemudian mesin/perlengkapan elektrik dan bagiannya sebesar 118,40%, serta alas kaki sebesar 87,57%," tutur Winny.
Secara keseluruhan tiga komoditas utama yang paling banyak diimpor Indonesia pada Februari 2024 yaitu mesin/peralatan mekanis, mesin/perlengkapan elektrik, serta plastik/barang dari plastik. Nilai impor ketiga komoditas tersebut memberikan share sekitar 38,53% terhadap total impor non migas.
Untuk barang konsumsi berupa komoditas pangan juga mengalami peningkatan pesat. Di antaranya impor beras naik 93% atau mencapai 880,82 ribu ton secara volume dan naik 148,63% atau mencapai US$ 564,61 juta secara nilai khusus periode Januari-Februari 2024.
"Nilai ini mengalami kenaikan baik secara volume maupun nilai jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2023. Impor beras ini paling banyak berasal dari Thailand, Pakistan dan Myanmar," jelas Winny.
Demikian pula untuk impor komoditas gula dan bawang putih pada Januari-Februari 2024 meningkat dibandingkan bulan sebelumnya maupun bulan yang sama tahun lalu. Volumenya masing-masing mencapai 828,42 ribu ton dan 8,52 ribu ton dengan nilai US$ 508,86 juta dan US$ 11,64 juta.
"Impor gula utamanya berasal dari Thailand. Sementara itu, impor bawang putih utamanya berasal dari Tiongkok," beber Winny.
(aid/das)