Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi bicara mengenai stok beras nasional. Dia mengatakan, jika dikaji lebih dalam, stok beras paling besar ada di rumah tangga.
Dia menduga, lebih dari 50% stok beras ada di rumah tangga. Rumah tangga itu, kata dia, termasuk rumah tangga petani.
"Sebenarnya stok di Indonesia itu hampir ditengarai, saya angkanya agak out of date, tapi ditengarai 50% lebih stok beras itu ada di rumah tangga, termasuk rumah tangga tani," katanya dalam acara Bicara BUMN di Kementerian BUMN Jakarta, Senin (18/3/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia pun mengungkap adanya fenomena yang terjadi di akhir tahun lalu. Menurut Bayu ketika harga gabah dan beras naik, petani berpikir ketika akan menjual berasnya. Oleh karena itu, banyak petani yang menyimpan gabah atau berasnya dibanding sebelum-sebelumnya.
"Jadi waktu akhir 2023 harga gabah naik, harga beras mulai naik maka petani berpikir kalau dijual berasnya, gabahnya waktu itu, maka dia akan membayangkan bahwa dia harus membeli beras dengan harga mahal. Maka cukup banyak petani menyimpan atau dengan kata lain petani lebih banyak menyimpan hasilnya, dibandingkan sebelum-sebelumnya," paparnya.
Selain itu, stok beras disimpan oleh pelaku-pelaku usaha atau organisasi yang memanfaatkan beras. Ia menyebut seperti restoran, hotel, rumah sakit, pesantren dan lain sebagainya.
"Mereka juga menyimpan stok karena karena mereka memperhitungkan anggota dari organisasinya banyak dan harus disediakan makan, makanya mereka juga punya stok beras," katanya.
Kemudian, stok beras itu juga disimpan oleh pedagang, mulai dari pedagang kecil hingga besar seperi yang ada di Cipinang. Lalu, setelah itu ada stok milik pemerintah.
"Yang bisa, saya konfirmasi adalah stok Bulog hari ini sekitar 1 juta ton," ungkapnya.
(acd/hns)