Pengusaha Beras Minta Prabowo-Gibran Genjot Produksi dan Tekan Harga

Pengusaha Beras Minta Prabowo-Gibran Genjot Produksi dan Tekan Harga

Aulia Damayanti - detikFinance
Kamis, 21 Mar 2024 14:57 WIB
Pekerja memanggul beras di Pasar Induk Cipinang, Minggu (2/4/2023). Pemerintah melalui Badan Pangan Nasional secara telah meningkatkan Harga Eceran Tertinggi (HET) beras. Artinya saat ini harga beras resmi naik alias semakin mahal.
Ilustrasi/Foto: Agung Pambudhy
Jakarta -

Perkumpulan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia (Perpadi) meminta pemerintahan selanjutnya untuk mengatasi masalah perberasan Indonesia. Karena masalah komoditas beras belum juga selesai terutama terkait produksi dan harga.

Hal ini menanggapi bagaimana pesan untuk pemerintahan ke depan, yang mana Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah mengumumkan pasangan nomor urut 02, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka menang pada Pilpres 2024. Pengumuman ini seiring dengan hasil rekapitulasi KPU, Prabowo-Gibran dengan suara terbanyak.

Wakil Ketua Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi dan Beras Indonesia (Perpadi) Jakarta, Billy Haryanto mengatakan saat ini masalah cuaca yang berdampak pada produksi telah mengerek harga gabah ke level yang tinggi. Hal ini juga menyebabkan kenaikan harga pada beras di pasaran.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Untuk tahun ini masalah beras lebih gawat dari tahun kemarin. Ini sudah terlihat jelas banyak yang kena banjir dan hama wereng di tambah tikus yang banyak sekali. Sekarang panen raya saja gabah tetap tinggi Rp 6.500-7.000 untuk gabah kering panen (GKP)," kata dia kepada detikcom, Kamis (21/3/2024).

Menurutnya, yang perlu dilakukan pemerintah ke depan selain menggenjot produksi, adalah memperketat pengawasan berlakunya harga eceran tertinggi (HET). Billy menyebut pemerintah bisa mempertegas penindakan kepada pelaku usaha yang melanggar HET.

ADVERTISEMENT

"Satu-satunya jalan untuk menahan harga bisa tidak loncat tinggi, pemerintah harus tegas dengan masalah harga eceran tertinggi (HET). Harus betul-betul diawasi kalau ada yang bandel tinggal cabut izin dagangnya," jelasnya.

Menurutnya kalau HET bisa betul-betul diawasi dengan ketat, maka harga bisa dijaga pada level normal. "Jangan sampai pemerintah kalah dengan swasta," lanjutnya.

Untuk meningkatkan produksi dalam negeri, menurutnya Indonesia juga harus bisa belajar dari negara lain seperti Vietnam dan Thailand. Menurutnya kedua negara itu berhasil menanam padi dengan varietas yang cepat panenya dan tahan hama.

"(Saran maksimalkan produksi) harus belajar ke Vietnam atau Thailand, varietas padinya cari yang cepat panen dan tahan hama," pungkasnya.

Simak juga Video 'Jokowi Akui Harga Beras Medium Belum Turun Drastis':

[Gambas:Video 20detik]



(ada/ara)

Hide Ads