Pengusaha Beberkan Seabrek PR Bagi Prabowo-Gibran

Pengusaha Beberkan Seabrek PR Bagi Prabowo-Gibran

Shafira Cendra Arini - detikFinance
Jumat, 22 Mar 2024 19:45 WIB
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Widjaja Kamdani.
Foto: Shafira Cendra Arini/detik.com
Jakarta -

Asosiasi Pengusaha Indonesia memandang pemerintahan berikutnya yang akan dinahkodai oleh Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka memiliki sejumlah pekerjaan rumah (PR), khususnya dari sisi investasi dan sumber daya manusia.

Ketua Umum Apindo Shinta Widjaja Kamdani mengatakan, dari tahun ke tahun dampak investasi yang masuk ke Indonesia kepada penyerapan tenaga kerja semakin berkurang. Hal ini disebabkan oleh perpindahan dari investasi padat karya menjadi investasi padat modal.

"Jadi 9 tahun terakhir itu penurunan hampir seperempat. Di tahun 2023 itu Rp 100 triliun investasi hanya menciptakan 1.285 tenaga kerja. Dan ini saya rasa yang harus menjadi perhatian kita semua, apalagi dengan adanya adopsi teknologi digitalisasi tentu saja banyak mempengaruhi dari segi penyerapan tenaga kerja yang ada," kata Shinta, dalam Seminar Economic Outlook 2024 oleh Perbanas, di Hotel Indonesia Kempinski, Jakarta Pusat, Jumat (22/3/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selanjutnya ialah PR dari sisi pengembangan sumber daya manusia (SDM). Menurutnya, Indonesia sendiri masih sangat tertinggal dibandingkan dengan negara-negara di kawasan ASEAN, dengan capaian Indeks Pembangunan Manusia (HDI) dibawa Singapura, Brunei, Malaysia dan Thailand. Indonesia berada di peringkat 114.

"Kita harus berdaya saing dan berkompetisi dengan negara-negara ASEAN. Sementara kita masih banyak ketinggalan dari segi SDM dan lulusan SD. Di Indonesia itu SD ke bawah itu presentasinya masih 39,76%. Masalah malnutrisi di Indonesia juga masih sangat besar 68%," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Shinta menambahkan, Indonesia sendiri juga punya keterbatasan sisi wilayah swadaya industri, juga pengembangan skill, serta investasi di bidang teknologi dan keterampilan. Oleh karena itu, menurutnya kunci utamanya ialah mau berinvestasi di dalam research and development (RND) sementara di Indonesia masih rendah.

Oleh karena itu, pihaknya telah mulai menjalin komunikasi dengan pemerintahan yang akan datang demi membantu merancang rencana untuk menyelesaikan masalah-masalah ini. Hal ini juga dilakukan demi menjamin keberhasilan investasi pasca Pemilu.

"Kalau kami melihat mungkin ada tiga hal utama dalam menjamin investasi pasca pemilu, pertama terciptanya stabilitas sosial politik dan makroekonomi sepanjang tahun. Tapi juga pemerintah perlu konsisten dalam menjalankan sejumlah agenda reformasi," tutur Shinta.

"Jadi kami (APINDO) sekarang bekerjasama dengan pemerintah yang akan datang. Itu kita melihat bahwa kita perlu memberikan masukan-masukan untuk mereka mengetahui kondisi di lapangan," sambungnya.

Selain itu, menurutnya juga penting dalam mengevaluasi hal-hal yang perlu dilanjutkan dan yang perlu perbaikan untuk pemerintahan mendatang. Beberapa kebijakan yang digaris bawahi Shinta antara lain mengenai perizinan usaha, formulasi kebijakan perumahan, DHE, hingga pembatasan impor.

Di samping itu, menyangkut iklim investasi di tahun 2024 ini, pihaknya melihat banyak investor yang cenderung wait and see. Ditambah lagi, di akhir tahun juga akan ada Pilkada.

"Jadi memang walaupun minat, kalau saya bilang minat itu nggak pernah stop, minat, itu pasti banyak. Tapi jelas-jelas masih banyak yang wait and see-nya itu pasti masih ada," pungkasnya.

(shc/rrd)

Hide Ads