Bos Bank Dunia Buka-bukaan Salurkan Rp 647 T ke Negara Berkembang

Bos Bank Dunia Buka-bukaan Salurkan Rp 647 T ke Negara Berkembang

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Minggu, 24 Mar 2024 15:00 WIB
Kantor Bank Dunia.
Foto: Dok Reuters
Jakarta -

Bank Dunia sedang berupaya untuk menarik lebih banyak investasi sektor swasta ke negara berkembang. Presiden Bank Dunia Ajay Banga menyatakan bahwa pihaknya telah memobilisasi US$ 41 miliar atau sekitar Rp 647 triliun (kurs Rp 15.790) modal swasta untuk negara-negara berkembang tahun lalu.

Dilansir dari Reuters, Minggu (24/3/2024), pihaknya juga telah mengumpulkan US$ 42 miliar atau sekitar Rp 663 triliun dari sektor swasta lewat penerbitan obligasi tahun lalu. Kemungkinan tahun ini angkanya akan diperbanyak.

Namun dia mengatakan Bank Dunia harus mengambil tindakan di sejumlah bidang untuk mengatasi hambatan yang menghambat investasi sektor swasta di negara-negara berkembang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Misalnya, pertumbuhan ekonomi yang tengah melambat di negara-negara berkembang, dengan pertumbuhan turun menjadi hampir 4% dari 6% dalam dua dekade.

Banga mencatat bahwa negara-negara berkembang juga menghadapi kesenjangan yang tak terbayangkan. Hal itu adalah ketimpangan lapangan kerja, datanya ada 1,1 miliar generasi muda yang diperkirakan akan memasuki dunia kerja pada dekade berikutnya, sementara itu perkiraan penciptaan lapangan kerja hanya sebesar 325 juta lapangan kerja saja.

ADVERTISEMENT


Sebelumnya Bank Dunia bulan lalu telah mengumumkan reformasi yang akan mengkonsolidasikan struktur jaminan pinjaman dan investasinya serta melipatgandakan jaminan tahunannya menjadi US$ 20 miliar pada tahun 2030.

Mulai minggu depan, kata Banga, bank sentral dan konsorsium lembaga pembangunan juga akan mulai mempublikasikan data pemulihan sektor swasta berdasarkan tingkat pendapatan daerah, sebagai langkah untuk membangkitkan kepercayaan investor.

Bank Dunia juga akan menerbitkan data gagal bayar sektor swasta yang dikelompokkan berdasarkan peringkat kredit, serta statistik gagal bayar negara dan tingkat pemulihan sejak tahun 1985.

"Semua upaya ini berkontribusi pada satu tujuan: mendatangkan lebih banyak modal sektor swasta ke negara-negara berkembang untuk mendorong dampak dan menciptakan lapangan kerja," kata Banga.

Mantan CEO Mastercard ini mengatakan Bank Dunia juga sedang mengupayakan upaya jangka panjang untuk membangun platform sekuritisasi yang akan memudahkan dana pensiun dan investor institusi lainnya untuk menyalurkan US$ 70 triliun ke pasar negara berkembang.

Menggabungkan investasi-investasi besar yang terstandarisasi dalam satu paket akan mendorong investasi yang berarti dalam skala besar, mengatasi tambal sulam pinjaman-pinjaman kecil yang dipesan khusus yang masing-masing memiliki dokumen, risiko dan harga sendiri.

(hal/das)

Hide Ads