Cara Lion Group Lahirkan Pilot Berkualitas demi Keselamatan Penerbangan

Cara Lion Group Lahirkan Pilot Berkualitas demi Keselamatan Penerbangan

Angga Laraspati - detikFinance
Kamis, 18 Apr 2024 09:37 WIB
Lion Group
Foto: Dok. Lion Group
Jakarta -

Lion Group terus berbenah dalam menghasilkan pilot-pilot yang berkualitas untuk menghadirkan keselamatan dan kenyamanan dalam penerbangan. Untuk menghasilkan pilot-pilot itu, Lion Group memfokuskan diri pada pemberian latihan yang bisa dipertanggungjawabkan.

Head of Training and Development Lion Group Training Center Capt Taufik Hidayat mengatakan pelatihan yang dilakukan di Lion Group Training Center (LGTC) memiliki beberapa tahap pelatihan. Pelatihan itu pun terdiri dari empat unsur yang harus disiapkan.

"Kalau bicara training itu biasanya ada empat unsur yang harus disiapkan. Pertama adalah unsur instruktur, kedua adalah unsur silabus Competency Based Training Assessment (CBTA), ketiga adalah unsur adanya murid, keempat adalah unsur tersedianya fasilitas untuk training atau training device," ujar Capt Taufik kepada detikcom beberapa waktu yang lalu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

LGTC, kata Capt Taufik, sudah memiliki semua unsur yang ada. LGTC sudah memiliki simulator pesawat yang dapat digunakan pilot untuk mendapatkan dan memperpanjang izin terbang. LGTC juga memiliki 11 simulator yang bisa digunakan.

"Di sini kita ada 10 yang sudah terpasang yaitu simulator boeing 737 NG/ER ada 5 unit, simulator airbus A320 ada 3 unit, dan simulator ATR ada 2 unit, dan 1 unit lagi simulator boeing 737 di Thailand jadi totalnya ada 11," ucap Capt Taufik.

ADVERTISEMENT

Capt Taufik menjelaskan selain dilengkapi dengan sejumlah instrumen modern, simulator yang dimiliki oleh Lion Group juga mempunyai sejumlah mode penerbangan dalam berbagai kondisi seperti normal hingga emergency.

"Proses di dalam simulator itu namanya simulasi. Jadi, anything can be happen. Baik dari sisi performance pesawat di mode normal, mode non-normal, atau mode emergency. Semua mode itu bisa kita lakukan" tuturnya.

Lion Group Foto: Dok. Lion Group

Dia menambahkan, simulator yang dimiliki juga dapat mensimulasikan ketika pesawat mengalami masalah di bagian mesinnya. Dari situ, para pilot Lion Group bakal diuji untuk mengatasi kalau suatu masalah terjadi saat pernerbangan nyata.

Kehadiran simulator tersebut membuat para pilot ataupun calon pilot memiliki kemampuan yang memadai dalam menghadapi berbagai situasi. Kehadiran simulator juga bertujuan agar para pilot mampu menjamin keselamatan penumpang di setiap penerbangan, khususnya saat menggunakan Lion Group.

"Jadi, it's the real thing. Seperti tadi kita terbang biasa, kan. Jadi, hanya manusianya yang tidak berubah. Hanya situasi dan kondisi (mode simulasi terbang) bisa berubah. Misalnya, kondisi real itu pesawat, mesinnya mati satu, sistemnya rusak, bisa kita buat di simulator. Mesinnya mati satu karena suatu hal, atau misalkan seperti gunung berapi meletus menimbulkan debu atau volcanic ash, itu bisa disimulasikan. Beberapa faktor penyebab dari internal pesawat maupun eksternal pesawat yang membuat itu pun bisa. Jadi, as a realist thing. Similar, namanya simulation. Keterbatasan tentu ada. Tapi tetep hampir menyerupai apa yang bisa terjadi," imbuhnya.

Capt Taufik menuturkan pilot-pilot Lion Group diharuskan menggunakan simulator yang dimiliki oleh LGTC selama enam bulan sekali selama 2 sesi. Sedangkan untuk pilot yang baru lulus dari flying school bisa menggunakannya hingga 20 kali.

Sebagai pilot aktif, Capt Taufik pun juga diharuskan mempertahankan license atau izin terbangnya dengan menggunakan simulator tersebut enam bulan sekali. Hal tersebut adalah ujian profisiensi yang jadi salah satu syarat kelulusan dalam pengoperasian pesawat.

"Kita punya ujian profisiensi pilot. Ada syarat-syarat kelulusan dalam meng-handle ini. Makanya prosesnya dibuat menjadi dua yang pertama cek, yang kedua training. Saya selalu cek dan training. Nah kalau ceknya tidak lulus, ya tidak boleh memperpanjang lisensi terbangnya. Kita pun sebagai kesatuan profesi juga menyadari itu. Sebagai suatu komunitas perusahaan juga menyadari itu," ujarnya.

Capt Taufik tak sungkan menuturkan bila apa yang dilakukan saat training atau simulasi sudah benar, maka outputnya akan ideal. Apalagi dengan Lion Group yang sudah menerapkan empat unsur dalam pelatihan yaitu instruktur, murid, silabus dan juga fasilitas training.

"Dari empat unsur itu kita lakukan semua. Nah kami konsen di training itu supaya faktor manusia yang kurang skill itu hilang," tutupnya.




(akn/ega)

Hide Ads