PT Pupuk Indonesia (Persero) pun melakukan antisipasi terkait adanya perang Iran dan Israel.
"Sesuai arahan Pak Menteri BUMN, kami mengamati secara intensif dampak ketegangan Iran-Israel terhadap kondisi logistik dunia. Kita belajar dari masa awal konflik Rusia-Ukraina yang telah membuat harga bahan baku naik akibat ketidakpastian jalur dan biaya logistik," kata Sekretaris Perusahaan Pupuk Indonesia, Wijaya Laksana kepada detikcom, Selasa (23/4/2024).
Dia mengatakan, pihaknya mengantisipasi dengan meningkatkan stok bahan baku sebesar 40% dan melakukan diversifikasi negara asal impor bahan baku pupuk. Pihaknya juga mempercepat proses tender.
"Kami telah mengantisipasi dengan meningkatkan stok bahan baku pupuk sebesar 40%, melakukan diversifikasi negara asal impor bahan baku pupuk, serta melakukan percepatan tender Rock Phosphate dan Potash untuk menjaga jaminan pasokan bahan baku," katanya.
Dengan langkah tersebut, stok pupuk dalam negeri masih terjaga hingga tiga kali ketentuan pemerintah. Per 21 April 2024, Pupuk Indonesia sudah menyiapkan stok pupuk subsidi maupun non subsidi hingga 2.135.673 ton.
Lebih rinci, untuk pupuk bersubsidi tercatat sebanyak 1.472.729 ton, terdiri dari urea subsidi 906.778 ton dan NPK subsidi sebesar 565.951 ton. Kemudian, pupuk non subsidi tercatat 662.944 ton yang terdiri dari urea 547.980 ton dan NPK 114.964 ton. (acd/fdl)