China & Singapura Bakal Masuk Garap Proyek Rumput Laut RI

China & Singapura Bakal Masuk Garap Proyek Rumput Laut RI

Shafira Cendra Arini - detikFinance
Rabu, 24 Apr 2024 13:11 WIB
Seorang pekerja menjemur rumput laut di Desa Bambu, Mamuju, Sulawesi Barat, Selasa (15/11/2022). Menurut nelayan setempat harga rumput laut kering mengalami penurunan dari Rp35 ribu menjadi Rp25 ribu per kilogram karena melimpahnya hasıl panen. ANTARA FOTO/Akbar Tado/tom.
Foto: ANTARA FOTO/AKBAR TADO
Jakarta - Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) menggenjot program hilirisasi rumput laut. Rencananya pengembangan pengelolaan rumput laut di Indonesia akan dilakukan bertahap mulai dari 100 ribu hektare.

Juru Bicara Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Jodi Mahardi menjelaskan untuk mewujudkannya, pemerintah memiliki sejumlah program pengembangan rumput laut di sejumlah daerah, antara lain Nusa Tenggara Barat (NTB), Sulawesi, hingga Maluku.

"Kita undang juga Pak Menko bicara dengan Menteri Luar Negeri Singapura, PM Singapura. Kita ajak investor untuk masuk, bangun investasi di hilirisasi rumput laut," kata Jodi, ditemui di kantor Kemenko Marves, Jakarta Pusat, Rabu (24/4/2024).

Selain proses penjajakan bersama Singapura, Indonesia juga telah menjalin kesepakatan kerja sama dengan China untuk menggenjot produksi rumput laut hingga 2,5 juta hektare. Hal ini telah dibahas sebelumnya dalam pertemuan Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan dengan Menteri Luar Negeri China Wang Yi beberapa waktu lalu.

Jodi menambahkan, Indonesia juga berguru ke India untuk belajar tentang pengembangan industri rumput laut tersebut. Menurutnya, ada beberapa investor India yang juga tertarik membantu RI.

"Sudah kirim tim ke sana. Industri rumput laut di India sudah cukup advance dan sudah ada beberapa investor yang tertarik untuk pengembangan rumput laut," ujar Jodi yang juga Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim dan Energi.

Jodi mengatakan rumput laut merupakan produk yang masa panennya cepat. Menurutnya, hal ini bisa membantu nelayan sambil menunggu hasil budidaya perikanannya juga turut melakukan budidaya rumput laut.

"Jadi semacam pendapatan menunggu beberapa produk utama lain yang mereka bisa panen. Jadi untuk mendukung nelayan mereka juga," jelasnya.

Lebih lanjut saat ditanya terkait potensi investasi yang bisa dikantongi Indonesia, Jodi enggan merincikannya. Menurutnya, hal ini masuk ke dalam lingkup kewenangan Deputi 2 Bidang Koordinasi Sumber Daya Maritim.

"Sebenarnya sudah dilaksanakan oleh Deputi 2. Saya kurang detail angkanya, harus dicek ke Deputi Sumber Daya Maritim," pungkasnya.

Lihat juga Video 'Curhat Petani Rumput Laut Gagal Panen, Diduga Karena Limbah Tambak':

[Gambas:Video 20detik]



(shc/hns)


Hide Ads