Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Isy Karim menjelaskan langkah tersebut tentunya akan berkoordinasi dengan Badan Pangan Nasional sebagai instansi yang mengurus kebijakan bahan pangan nasional.
"Lebih ke daerah surplus daerah minus yang kita coba bawa yang dari NTB dari Bima kan paling banyak dari sana. Nanti kita coba bawa ke sini, nanti koordinasi dengan Bapanas. Bukan kita yang mengeksekusi itu Bapanas," kata dia di Kementerian Perdagangan, Jakarta Pusat, Kamis (25/4/2024).
Namun, Isy belum bisa memprediksi kapan harga bawang akan segera turun. Penurunan dipastikan akan terjadi jika pasokan bawang merah cukup. Mahalnya harga bawang diyakini tidak akan terlalu lama.
"Kalau harga bisa turun itu kan tergantung stoknya. Nanti kalau stoknya sudah kita, mudah-mudahan perlahan bisa turun. Ini istilahnya temporer aja kok. Nggak akan terlalu lama. Kalau barang-barang komoditi horti kan selalu seperti itu," jelasnya.
"Kayanya turun lebih cepat, karena kalau lihat ini kondisinya kan sementara karena banjir di Brebes. Kalau memastikan agak sulit. Tapi perkiraan mudah-mudahan sih bisa di semester depan ini," ujar dia. (kil/kil)