Perum Peruri mengungkapkan jumlah paspor yang dicetak pihaknya meningkat tiga kali lipat pada 2024. Peningkatan jumlah paspor disebut didorong meroketnya jumlah masyarakat Indonesia yang berpergian ke luar negeri.
Direktur Utama Perum Peruri Dwina Septiani Wijaya, awalnya menjelaskan sejak era pandemi COVID-19, jumlah permintaan percetakan paspor meningkat pesat. Peningkatan berkisar dua sampai tiga kali lipat pada 2024 jika dibandingkan tahun sebelumnya.
"(Jumlah paspor yang dicetak meningkat) tiga kali lipat, tapi data persis harus ke imigrasi. (peningkatan) Signifikan sekali karena tidak hanya volume, tapi spesifikasi (juga) meningkat," ucap Dwina di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta Selatan, Kamis (25/4/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dwina menjelaskan pihaknya melihat tren peningkatan paspor masih bertahan untuk 2024 khususnya untuk paspor di kawasan ASEAN. Ia mengatakan peningkatan jumlah paspor disebabkan meningkatnya jumlah masyarakat Indonesia yang ingin melakukan perjalanan ke luar negeri.
"Kita berangkat dari angka yang rendah dibandingkan (negara) tetangga tapi kemudian ada perubahan gaya hidup di mana alokasi masyarakat untuk hal-hal yang berkaitan experience travelling meningkat. Ini mempengaruhi rencana pengembangan bisnis Peruri," lanjutnya.
Dwina pun menjelaskan percetakan paspor kini bertengger di urutan kedua sebagai penyumbang revenue terbesar perusahaan. Percetakan uang masih berada di posisi pertama di angka 70% dari total revenue. Peruri kini tidak bergantung pada percetakan uang untuk memperoleh revenue perusahaan.
"Dulu kontribusi (revenue) itu bisa dibilang hampir semuanya dari uang atau paling tidak 85% dan sebagainya, nah ini ternyata dengan portofolio yang semakin banyak ternyata komposisinya jadi berbeda, jadi sekarang ada revenue dari lain juga," jelasnya.
Oleh sebab itu, melihat tren peningkatan percetakan paspor, pihaknya kini mendorong peningkatan jumlah penggunaan bahan baku pembuatan paspor dari dalam negeri atau Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN). Salah satu contohnya seperti materai untuk kertas yang dulu berasal dari luar negeri kini dikerjakan oleh PT Kertas Padalarang yang merupakan anak usaha Perum Peruri.
"Itu dua tiga tahun terakhir kertas (paspor) sudah 100% dari PT Kertas Padalarang," pungkasnya.
(kil/kil)