Sri Mulyani Sudah Habiskan Rp 70,7 T buat Bayar Gaji-THR PNS

Sri Mulyani Sudah Habiskan Rp 70,7 T buat Bayar Gaji-THR PNS

Anisa Indraini - detikFinance
Jumat, 26 Apr 2024 10:50 WIB
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengumumkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) masih surplus.
Foto: Amel/detikcom
Jakarta -

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati telah menghabiskan Rp 70,7 triliun sampai 31 Maret 2024 untuk belanja pegawai. Belanja itu terdiri dari pembayaran gaji dan tunjangan, tunjangan kinerja (tukin), honorarium, lembur, serta tunjangan hari raya (THR).

Sri Mulyani mengatakan realisasi itu naik 42,8% dibandingkan periode yang sama tahun lalu (year on year/yoy). Pasalnya ada kenaikan gaji dan pensiunan TNI/Polri serta aparatur sipil negara (ASN) per Januari 2024, serta adanya pencairan THR 100% sejak Maret 2024.

"Jadi kalau kita lihat gaji naik 8%, pensiun naik 12%, plus mereka mendapatkan THR di mana THR tahun ini dibayarkan penuh termasuk tukin 100%, tahun sebelumnya tukin hanya 50%. Ini yang menyebabkan kalau kita lihat Januari-Maret 2024 kita sudah membelanjakan Rp 70,7 triliun, jauh lebih besar dibandingkan rata-rata empat tahun terakhir," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN KiTA, Jumat (26/4/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lebih rinci dijelaskan, belanja pegawai yang telah dihabiskan Rp 70,7 triliun itu terdiri untuk gaji dan tunjangan Rp 38,7 triliun, kemudian Rp 18,5 triliun untuk tukin, honorarium, lembur, serta Rp 13,5 triliun untuk THR.

Belanja pegawai masuk dalam belanja K/L yang realisasinya sampai 31 Maret 2024 mencapai Rp 222,2 triliun. Realisasi itu setara 20,4% dari pagu karena dipengaruhi bantuan program sembako, penyaluran bansos dan dukungan pelaksanaan pemilu.

ADVERTISEMENT

Belanja K/L termasuk dalam belanja pemerintah pusat yang telah mencapai Rp 427,6 triliun atau 17,3% dari pagu sampai 31 Maret 2024. Selain belanja K/L, di dalamnya ada belanja non K/L yang mencapai Rp 205,4 triliun atau 14,9% dari pagu.

"Tahun ini dengan growth belanja (pemerintah pusat) 23,1% pasti mempengaruhi kinerja perekonomian. Ini termasuk salah satu kontributor terhadap pertumbuhan ekonomi kuartal I," jelas Sri Mulyani.

(aid/rrd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads