Nggak Laku Sampai Busuk, Pedagang Pepaya Kramat Jati Rugi Ratusan Juta!

Nggak Laku Sampai Busuk, Pedagang Pepaya Kramat Jati Rugi Ratusan Juta!

Ignacio Geordi Oswaldo - detikFinance
Senin, 29 Apr 2024 15:53 WIB
Pedagang Pasar Induk Buang Pepaya
Foto: Ignacio Geordy Oswaldo
Jakarta -

Sepinya penjualan pepaya di Pasar Kramat Jati, Jakarta Timur, membuat banyak stok buah itu berakhir busuk. Hal ini membuat para pedagang terpaksa membuang barang dagangan mereka dan menelan kerugian jutaan hingga ratusan juta rupiah.

Seorang pedagang di Pasar Kramat Jati, Wakid (48), mengatakan jumlah pepaya busuk yang dibuang para pedagang sangat bervariasi. Ada yang membuang hanya beberapa kwintal hingga beberapa truk dalam satu kali proses pembuangan.

Ia menjelaskan fenomena ini sudah terjadi sejak beberapa hari setelah Lebaran kemarin. Namun kondisi terparah memang terjadi pada pekan kemarin di mana satu lapak pedagang bisa membuang pepaya sampai beberapa truk.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Disebutkan untuk muatan satu truk pepaya yang tidak laku sampai harus dibuang bisa membuat pedagang rugi antara Rp 30-35 jutaan. Jumlah kerugian ini bergantung pada harga pepaya yang dibeli pedagang dari petani.

"Kalau untuk pepaya ukuran (muatan satu) truk itu bisa rugi Rp 30an juta. Jadi itu kalau sampai (membuang pepaya sebanyak muatan) satu mobil ya lumayan ruginya," kata Wakid saat ditemui detikcom, Senin (29/4/2024).

ADVERTISEMENT

Wakid sendiri menyebut dirinya cukup beruntung karena tidak membuang pepaya busuk sebanyak itu dalam satu kali proses pembuangan. Namun karena kondisi ini sudah terjadi sejak pasca Lebaran 2024 kemarin, ia juga sudah membuang cukup banyak pepaya busuk yang jika ditotal bisa mencapai beberapa mobil truk.

"Alhamdulillah saya kemarin nggak ngebuang sebanyak itu, ada yang ngebuang sampai satu truk itu kan. Ini lapak sebelah kemarin buang (pepaya sebanyak muatan) satu setengah truk ada. Kalau saya paling cuma (membuang sebanyak) kwintalan lah. karena sudah dari setelah Lebaran itu kan, jadinya (total) sudah berapa mobil itu saya buang," ungkapnya.

Sementara itu, penjual pepaya lain di Pasar Kramat Jati di blok lain bernama Fasita (32) mengatakan paling banyak ada pedagang yang membuang pepaya sampai tiga truk. Padahal dalam satu truk bisa memuat 8 ton pepaya, yang artinya bisa membuang sampai 24 ton (3Γ—8 ton).

"Banyak sih (pedagang yang buang pepaya karena busuk) itu, ada yang sampai tiga truk itu. Satu truk itu sekitar 8 ton, jadi berapa tuh yang dibuang? Sehari itu, satu lapak ada yang membuang segitu (24 ton pepaya)," kata Fasita.

Ia kemudian menjelaskan harga beli pepaya dari petani pekan lalu masih berada di kisaran Rp 4.000-4.500 per kg. Dengan perhitungan itu, menurutnya paling banyak ada lapak yang rugi sampai ratusan juta.

Seperti contoh lapak yang harus membuang muatan sampai 3 truk tadi, yang Fasita perkirakan bisa rugi sekitar Rp 96-108 juta (3 truk Γ— 8 ton Γ— Rp 4.000-4.500). Akibatnya saat ini tidak sedikit lapak yang mulai mengurangi pembelian pepaya dari petani.

"Kalau sebanyak itu (yang terbuang), kerugian bisa sampai ratusan juta sih. Kan kemarin (minggu lalu) nota (pembelian dari petani) itu di kisaran Rp 4.000-4.500 per kg. Ya itu (kerugian pedagang), kali muatan satu truk aja sudah berapa," jelas Fasita.

Beruntung, Fasita menyebut lapak tempat ia berjualan tidak membuang pepaya busuk sampai sebanyak itu. Sebab ia sedikit banyak berhasil menahan pengiriman pepaya dari petani sehingga tidak banyak yang terbuang di pasar.

"Soalnya kan dari sana (petani) bisa kita mainin, Alhamdulillah pengiriman dari sana di sana bisa kita atur, nah pas pepaya banjir kemarin, banyak yang kebuang itu, di sini nggak banyak yang kebuang. Nggak sampai se-mobil (satu truk)," katanya.

(fdl/fdl)

Hide Ads