Kondisi Timur Tengah semakin panas yang ditandai dengan adanya perang Iran dan Israel. Situasi ini dikhawatirkan mengganggu distribusi barang global yang dapat mengerek harga.
Persoalan ini juga dikhawatirkan mengganggu pasokan bahan baku pupuk yang selama ini sebagian diperoleh dari impor.
Bicara mengenai hal tersebut, Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia menyebut, jika harga bahan baku pupuk mahal dan di sisi lain Indonesia tidak punya, maka perlu untuk mendapatkan bahan baku dari luar negeri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, salah satu hal yang bisa dilakukan untuk mendapatkan bahan baku dari luar negeri itu ialah dengan melakukan akuisisi.
"Kalau saya ditanya pendapat pribadi saya pikir penting untuk dijadikan alternatif, ketika bahan baku pupuk kita mahal dan kita tidak punya, dan itu kita impor, maka saya pikir tidak ada salahnya kalau itu kemudian dipertimbangkan untuk mendapatkan dari luar, dan caranya paling baik adalah akuisisi," paparnya di kantornya, Jakarta, Senin (29/4/2024).
Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan, pihaknya meminta jajaran direksi mengantisipasi dampak dari memanasnya kondisi di Timur Tengah.
"Ketika ada situasi seperti itu saya langsung call ke banyak direksi, harus benar-benar mengantisipasi ya. Saya tidak hanya bicara utang jatuh tempo, opex, capex, tapi di situ kalau dilihat juga aksi korporasi saya masukin, karena persaingan di Asia Tenggara ini juga ini biting up, memanas," ujarnya.
Memburuknya situasi geopolitik dunia imbas konflik Iran-Israel ini ditakutkan akan mendatangkan dampak negatif dan membebani BUMN. Hal ini terutama bagi yang bergantung pada bahan baku impor serta yang punya porsi utang luar negeri besar dalam dolar AS.
"Itulah kemarin saya warning, bagaimana optimalisasi perusahaan-perusahaan BUMN ini harus benar-benar buka mata dengan situasi ini. Kemarin saya telepon itu dirut-dirutnya, bahkan saya wa, supaya mengantisipasi ini, jangan gini lho, karena masing-masing BUMN punya dinamika yang berbeda,"katanya.
(acd/rrd)