Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mendorong Universitas Lambung Mangkurat (ULM), Kalimantan Selatan menjadi kampus ketahanan pangan nasional, pusat penelitian lahan basah, dan mangrove dunia.
"Saya akan ketemu Menteri Pertanian dan Menteri LHK agar rencana tersebut harus segera dieksekusi untuk kebaikan kampus," kata Bahlil dalam keterangan tertulis, Kamis (2/5/2024).
Sebelumnya, dalam sambutan Rektor ULM Ahmad Alim Bachri mengatakan pihaknya merencanakan ULM menjadi kampus ketahanan pangan nasional, pusat penelitian lahan basah dan mangrove dunia. Pasalnya keberadaan ULM merupakan potensi gerbang utama bagi Ibu Kota Nusantara (IKN).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam perencanaannya, akan dibangun pelabuhan internasional di Kalimantan Selatan. Selain itu, ULM sebagai kampus diharapkan mampu berperan untuk mengamankan dari sisi lingkungan.
"Bukankah pelabuhan internasional IKN akan berada di Kalsel, ada di Kabupaten Kota Baru yang akan dihubungkan oleh jalan tol yang jarak tempuhnya 1,5 jam dari Kab Penajam Paser Utara, sehingga ULM sudah ada di sekitar pelabuhan rencana pembangunan pelabuhan internasional dengan upaya untuk mengamankan sisi lingkungan pelabuhan," kata Ahmad memaparkan.
Ahmad menambahkan, pihaknya sudah mengusulkan ke Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) untuk menguasai lahan mangrove seluas 621 hektare (ha) untuk dijadikan pusat penelitian lahan basah dan mangrove dunia.
"Dengan KLHK kita mengusulkan untuk menguasai lahan mangrove seluas 621 hektare dan informasinya sudah masuk untuk menunggu persetujuan KLHK," katanya.
Selain menjalin kerja sama dengan KLHK, pihak kampus juga sudah melaksanakan kesepakatan dengan PT Inhutani untuk mengelola lahan seluas 1.700 ha guna dijadikan pusat pengembangan pengelolaan usaha pertanian.
"Untuk sementara ULM akan diberikan lahan seluas 1.700 hektare untuk dijadikan pusat pengembangan pengelolaan usaha pertanian secara terintegrasi. Kalau itu bisa diwujudkan, ULM akan menjadi pelaku ekspor nasional karena saat ini terjadi penurunan produksi kopi dan itu harus dimanfaatkan," pungkasnya.
(aid/ara)