Bahlil Sebut Pemerintah Sudah Tahu Akal Bulus Pengusaha

Bahlil Sebut Pemerintah Sudah Tahu Akal Bulus Pengusaha

Ilyas Fadilah - detikFinance
Jumat, 03 Mei 2024 06:00 WIB
Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia (Dwi Rahmawati/detikcom)
Bahlil Lahadalia - Foto: Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia (Dwi Rahmawati/detikcom)
Jakarta - Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengatakan pemerintah kini tidak mudah dikelabui para pengusaha. Pasalnya jajaran menteri ekonomi Presiden Joko Widodo (Jokowi) diisi oleh para pengusaha.

Dengan latar belakang pengusaha, Bahlil menyebut para Menteri Jokowi dapat mengetahui trik yang digunakan untuk mengelabui pemerintah. Ia memberi contoh menteri yang berlatar belakang pengusaha, seperti Menteri BUMN Erick Thohir hingga dirinya sendiri.

"Menteri ekonomi zaman Jokowi, zaman sekarang itu semua pemain, pengusaha semua. Pak Erick Menteri BUMN, pengusaha. Airlangga (Menko Perekonomian), pengusaha. Agus Gumiwang, Menteri Perindustrian pengusaha. Saya pengusaha," kata Bahlil, saat menyampaikan kuliah umum di Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin, disiarkan secara virtual di YouTube Kementerian Investasi/BKPM, Kamis (2/5/2024).

"Baru mau tipu, saya sudah tahu. Orang Papua bilang, adik, kau baru mau tulis kakak sudah baca, itu kira-kira. Jadi nggak bisa lagi pemerintah sekarang mau dikibulin oleh pengusaha, nggak ada," sambungnya.

Konteks pembicaraan Bahlil adalah soal permintaan pemerintah kepada PT Freeport Indonesia (PTFI) untuk membangun smelter di Indonesia. Bahlil menyebut awalnya Freeport tidak ikhlas melakukan ini.

"Apakah Freeport pingin ikhlas membangun? Oh tidak," sebutnya.

Bahlil menyebut selama puluhan tahun Freeport terus mengekspor bahan mentah konsentrat tembaga tanpa diolah di dalam negeri. Padahal di dalam konsentrat tersebut juga mengandung emas hingga lithium.

Oleh karena itu pemerintah menugaskan Freeport membangun smelter di Indonesia untuk tujuan hilirisasi. Smelter tersebut akhirnya dibangun di Gresik, Jawa Timur dengan nilai investasi US$ 3 miliar.

"Nah soalnya satu waktu kemarin, kita bilang kita beli, kamu harus bangun smelter di Indonesia, saya ngotot. Kenapa? Karena yang kita jual kan jangan hanya hitung tembaganya saja, ada emasnya. Akhirnya kita paksain bangun smelter US$ 3 miliar di Gresik, sekarang jadi bulan Mei," bebernya.

Sebanyak 3 juta konsentrat tembaga yang dikirim dari Timika ke Gresik bisa menghasilkan 400 ribu ton tembaga katoda 400 ribu ton dan 60 ton emas. Bahlil menyebut saat ini Freeport tak bisa lagi mengelabui pemerintah.

"Dari 3 juta konsentrat yang dibawa dari Timika ke Gresik itu menghasilkan 400 ribu ton katoda tembaga, 60 ton emas. Jadi sekarang Freeport tidak bisa lagi tipu-tipu kita karena semua sudah dibangun di Gresik," pungkasnya. (kil/kil)


Hide Ads