Di era sekarang ini terdapat berbagai macam jenis pekerjaan yang bisa memberikan banyak penghasilan. Hal ini sama seperti yang dilakukan seorang pria di Korea Selatan, Kim Sang Seob, yang bisa meraup cuan hingga ratusan juta rupiah per bulan hanya dari pekerjaannya sebagai tukang 'gosok daki' atau biasa disebut sebagai scrubber.
Sesuai namanya, dia bertugas membantu para pengunjung untuk menggosok sisa kulit mati pada bagian tubuh mereka yang sulit dijangkau. Dalam prosesnya, ia biasa menggunakan handuk khusus kemudian menggosok-gosok punggung pengunjung.
Sebenarnya, pekerjaan tukang gosok daki ini merupakan salah satu jenis perawatan kulit tradisional yang populer di Korea. Perawatan kulit ini biasanya dilakukan di pemandian-pemandian umum.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Melansir dari Koreaboo, Sabtu (4/5/2024), Sang Seob sendiri sudah menggeluti pekerjaan itu selama lebih dari 35 tahun. Dengan pengalaman dan dedikasinya itu, kini dirinya juga sudah membawahi delapan tukang gosok daki lainnya.
Berkat usahanya itu, dalam sehari tempat gosok daki atau scrubber miliknya bisa mendapatkan pemasukan hingga US$ 3.000 atau setara dengan Rp 48,27 juta (kurs Rp 16.090/dolar AS) dalam sehari.
Baca juga: Ahok Buka Suara soal Kondisi Jakarta |
Setelah membayar para karyawan dan biaya lain-lainnya, Sang Seob masih bisa meraup keuntungan hampir US$ 30.000 atau Rp 482,7 juta per bulan. Kondisi ini menunjukan bagaimana profesi itu sebenarnya masih cukup menjanjikan di Korea Selatan.
Ia sendiri tidak menyangka jika pekerjaan yang ditekuninya selama puluhan tahun itu bisa sangat menghasilkan. Sebab selama ini ia sebenarnya hanya fokus 'menggosok daki' para pelanggan, bukan hanya sekadar mencari keuntungan.
"Saya tidak pernah berpikir, saya hanya menggosok tubuh," katanya.
Sayang, Kim Sang Seob mengatakan saat ini tidak banyak generasi muda yang tertarik menjadi scrubber alias penggosok daki untuk mencari nafkah. Akibatnya tidak banyak 'penggosok daki' baru bermunculan.
Padahal ia sangat berharap bisa mempekerjakan scrubber muda baru dan melatihnya agar bisa meneruskan profesi perawatan kulit tradisional Korea Selatan ini.
(fdl/fdl)