Turki Blokir Perdagangan dengan Israel, Erdogan Dicap Diktator

Turki Blokir Perdagangan dengan Israel, Erdogan Dicap Diktator

Lumongga Harahap - detikFinance
Minggu, 05 Mei 2024 12:30 WIB
Turkish President Recep Tayyip Erdogan, wearing a scarf with the Palestinian and Turkish flags, stands on the stage during a rally organized by the AKP party in solidarity with the Palestinians in Gaza, in Istanbul on October 28, 2023. (Turkish presidency press office via AFP)
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan saat menghadiri aksi solidaritas untuk Palestina di Istanbul pada akhir Oktober lalu (Foto: Turkish presidency press office via AFP)
Jakarta -

Menteri luar negeri Israel, Israel Katz, angkat bicara di media sosial akibat Turki menghentikan semua transaksi impor dan ekspor dengan Israel sebagai protes perang di Gaza. Katz menanggapi dalam akun X-nya pada Kamis (2/5/2024) bahwa pemerintahan Turki merupakan diktator yang mengabaikan perjanjian perdagangan internasional.

Kementerian perdagangan Turki menyatakan kepada CNN bahwa semua transaksi impor dan ekspor terkait dengan Israel telah dihentikan pada Kamis (2/5/2024). "Turki akan secara ketat dan tegas menerapkan langkah-langkah baru ini sampai pemerintah Israel mengizinkan aliran bantuan kemanusiaan yang tidak terputus dan memadai ke Gaza," ucapnya dalam suatu pernyataan.

Merespon hal tersebut, Katz memposting di X, ""Beginilah cara seorang diktator berperilaku, mengabaikan kepentingan rakyat dan pengusaha Turki, dan mengabaikan perjanjian perdagangan internasional." Ia juga menambahkan telah memerintahkan direktur jenderal Kementerian Luar Negeri Israel untuk segera menciptakan alternatif perdagangan Turki dan fokus terhadap produksi lokal dan impor dari negara lain.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut data resmi, perdagangan Turki-Israel sendiri bernilai US$ 7 miliar atau senilai Rp 111,7 triliun (kurs Rp 15.968) tahun lalu. Israel termasuk di antara 20 tujuan teratas untuk ekspor Turki, membeli barang dan jasa senilai US$ 5,4 miliar (Rp 86,23 triliun).

Menurut Reuters, ekspor utama Turki ke Israel adalah baja, kendaraan, plastik, peralatan listrik dan mesin. Sementara itu, impor Turki dari Israel mencapai US$ 1,6 miliar (Rp 25,54 triliun).

ADVERTISEMENT

Sebelum menjalankan keputusan memberhentikan perdagangan ke Israel, Turki telah membatasi ekspornya setelah menteri luar negeri Turki menuduh Israel menolak permintaan bantuan airdrop ke Gaza. Kementerian perdagangan mengutuk tindakan Israel yang mencegah akses 54 produk, termasuk makanan, perawatan medis, dan persediaan bagi rakyat Gaza. Turki merupakan salah satu pendonor bantuan terbesar ke Gaza menurut Koordinator Kegiatan Pemerintahan Israel di wilayah tersebut.

Aksi yang dilakukan Turki menuai pujian dari Hamas dalam suatu pernyataan pada Jimat (4/5/2024), "Kami sangat menghargai keputusan yang baru-baru ini dibuat oleh Republik Turki untuk mendukung rakyat Palestina kami yang sedang mengalami genosida yang mengerikan. Ini termasuk menghentikan perdagangan dengan entitas kependudukan,"

Genosida yang dilancarkan Israel sejak 2 Oktober 2023 itu menewaskan sedikitnya 34.600 warga Palestina dan mengubah lingkungan menjadi puing-puing dengan ancaman kelaparan setelah lebih dari 200 hari berperang. Menurut Kementerian Kesehatan Palestina, tujuh dari sepuluh orang yang tewas adalah perempuan dan anak-anak.

(das/das)

Hide Ads