Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) berhasil menyelamatkan sekitar Rp 1,6 juta ekor benih bening lobster (BBL) sepanjang tahun 2023. Dengan begitu, KKP mengamankan kerugian negara Rp 650 miliar dari penyelundupan benur lobster tahun 2023.
Asisten Khusus MKP Bidang Media dan Komunikasi Doni Ismanto mengatakan untuk Sumatera Selatan sebanyak 2.267.170 ekor benur lobster yang berhasil digagalkan penyelundupannya. Angka ini akumulasi dari tahun 2021-2023 dengan nilai kerugian mencapai Rp 246 miliar.
"Selama 2023 aja itu ada sekitar 1,6 juta BBL yang kita selamatkan dari penyelundupan ilegal, nilainya itu Rp 650 miliar. Kalau di Sumsel sendiri, untuk 2021-2023 BBL yang berhasil digagalkan sebanyak 17 kali, total yang diselamatkan 2.267.170 ekor, nilainya Rp 246 miliar," katanya dalam acara Konferensi Pers Penggagalan Penyelundupan Benih Lobster, Palembang, Senin (6/5/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Doni menilai tidak bisa menganggap remeh, meskipun benur lobster merupakan hewan kecil. Hal ini disebabkan karena adanya potensi yang luar biasa dan dapat merugikan negara jika tidak diatur.
Untuk itu, menurutnya, perlu diatur terkait tata pengelolaan lobster. Kemudian terbitlah Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor Nomor 7 Tahun 2024 tentang Pengelolaan Lobster (Panulirus spp.), Kepiting (Scylla spp.) dan Rajungan (Portunus spp.).
"Secara ekonomi, negara sudah rugi. Makanya kita mau atur dengan Permen nomor 7 tahun 2024. Kita atur gimana? Negara dapat pendapatan negara bukan pajak (PNBP) karena nanti offtaker budidaya berkembang di Indonesia kita dapat ilmunya," jelasnya.
Dengan peraturan tersebut, pelan-pelan pihaknya akan mengatur ekosistem budidaya lobster. Karena Indonesia belum mampu budidaya lobster, pihaknya telah membuat kerja sama dengan Vietnam.
Dia menyebut Indonesia terbuka jika ada negara lain yang ingin kerja sama dalam hal budidaya lobster. Namun, dalam hal kerja sama harus sesuai dengan peraturan dan syarat yang diajukan nanti.
"Apa sama Vietnam saja? Ya enggak, kalau ada (negara yang tertarik) datang, bawa uang dan teknologi. Jangan hanya bawa uang, mau beli aja. Kita nggak mau. Kita maunya budidaya di sini, bangun bareng, gedein bareng," imbuhnya.
(das/das)