Nasib TikTok di Amerika Serikat (AS) berada di ujung tanduk. ByteDance yang merupakan induk TikTok diberi dua pilihan, yaitu dipaksa melakukan divestasi atau media sosialnya akan diblokir di negara Paman Sam.
Kebijakan ini muncul atas kecurigaan AS bahwa TikTok digunakan pemerintah China untuk memata-matai warga AS. Oleh karena itu Kongres AS berupaya memisahkan TikTok dari ByteDance yang berbasis di Chia.
Dikutip dari BBC, Kamis (9/5/2024), TikTok menegaskan ByteDance bukanlah mata-mata atau antek pemerintah China. Terlebih ByteDance dimiliki para investor global yang menguasai 60% saham perusahaan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tapi suksesnya TikTok di AS menimbulkan perselisihan antara Washington dan Beijing. Tercatat ada 170 juta orang AS yang menggunakan TikTok setiap bulannya.
Sementara itu opsi divestasi tampaknya sulit terwujud. Banyak analis menyebut pemerintah China akan berusaha semaksimal mungkin untuk menggagalkan penjualan saham TikTok di AS. Di sisi lain, valuasi TikTok ditafsir mencapai US$ 100 miliar atau sekitar Rp 1.600 triliun (kurs Rp 16.000).
Pertanyaannya, maukah ByteDance menjual aplikasi tersuksesnya itu dan siapa investor yang mampu membelinya?
Sebagai perusahaan swasta, TikTok tidak merilis rincian keuangannya. Namun sejumlah laporan memperkirakan pendapatan TikTok di AS mencapai antara US$ 16 miliar hingga US$ 20 miliar pada 2023, yang merupakan 16% dari pendapatan ByteDance.
"Jika pasar dalam keadaan normal, tidak akan sulit untuk mendapatkan valuasi senilai US$ 100 miliar. Namun, dengan adanya risiko politik saat ini dan kurangnya likuiditas, valuasi tersebut akan sangat terpukul jika transaksi benar-benar terjadi," kata Li Jianggan, yang menjalankan perusahaan modal ventura di Singapura, Momentum Works
Kemudian, tidak banyak perusahaan yang mampu membeli TikTok. Memang ada perusahaan-perusahaan yang berkantong tebal, seperti Meta atau Alphabet, tapi upaya mereka dapat terhambat oleh undang-undang anti persaingan.
Kendala besar lainnya berkaitan dengan algoritma TikTok, atau sistem yang merekomendasikan video ke pengguna. Algoritma TikTok merupakan inti dari keseluruhan operasional ByteDance, sehingga kecil kemungkinannya dibuka ke pihak lain. TikTok juga telah membantah setuju menjual aplikasinya tanpa disertai algoritma.
(ily/rrd)