Amerika Serikat mengambil alih posisi China sebagai mitra dagang terpenting Jerman pada kuartal I-2024. Informasi itu terungkap berdasarkan data resmi dari kantor statistik Jerman.
Nilai perdagangan Jerman dan Amerika, termasuk ekspor dan impor, berjumlah 63 miliar euro atau US$ 68 miliar atau Rp 1.092 triliun (kurs Rp 16.059). Sedangkan nilai kerja sama China dengan Jerman, hanya berada di bawah 60 miliar euro.
Padahal pada 2023, China masih menjadi mitra dagang utama Jerman selama delapan tahun berturut-turut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ekspor Jerman ke AS kini semakin meningkat karena kuatnya perekonomian di sana, sementara ekspor ke dan impor dari China telah menurun," kata ekonom Commerzbank Vincent Stamer, dilansir dari Reuters, Kamis (9/5/2024).
Selain itu, Vincent menjelaskan faktor lainnya adalah China sudah mulai mampu memproduksi barang sendiri yang biasanya diimpor dari Jerman. jerman sendiri kini cenderung memproduksi barang untuk pasar lokal dibanding melakukan ekspor ke China.
Menurunnya nilai perdagangan pun juga ditopang keinginan Jerman untuk mengurangi ketergantungan terhadap China dengan alasan perbedaan politik. Kendati demikian, langkah Jerman untuk mengurangi ketergantungan ekonomi dengan China masih belum jelas.
Pada kuartal I-2024, jumlah barang impor asal China di Jerman turun 12%. Sementara Ekonom Jerman IW, Juergen Matthes, mengatakan jumlah ekspor barang asal Jerman ke China juga turun lebih dari 1%
"Fakta bahwa perekonomian Tiongkok berkinerja lebih buruk dari perkiraan banyak orang, sementara perekonomian AS melebihi ekspektasi, mungkin berkontribusi terhadap hal ini," kata Matthes.
AS pun kini menyumbang sekitar 10% dari total pangsa ekspor barang Jerman. Adapun China, turun menjadi kurang dari 6%.
"Dengan tantangan ekonomi global yang jelas terhadap model ekonomi Jerman, sebuah reorientasi yang juga bermotif geopolitik tampaknya sedang terjadi, menjauh dari saingan sistem China dan menuju mitra transatlantik, AS," tambah Juergen.
(rrd/rir)