Kunker ke Korsel, Airlangga Bahas Pengembangan Mobil Listrik-Petrokimia RI

Kunker ke Korsel, Airlangga Bahas Pengembangan Mobil Listrik-Petrokimia RI

Erika Dyah - detikFinance
Selasa, 21 Mei 2024 12:04 WIB
Kunker ke Korsel, Airlangga Bahas Pengembangan Mobil Listrik-Petrokimia RI
Foto: Dok. Kemenko Perekonomian
Jakarta -

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto melakukan kunjungan kerja ke Korea Selatan. Pihaknya membahas berbagai peluang investasi Korea Selatan di Indonesia, seperti pengembangan pabrik mobil Hyundai, pembangunan pabrik petrokimia oleh Lotte Chemical, dan komitmen pembangunan klaster industri baja berkapasitas 10 juta ton pada 2025.

Hal ini dibahas dalam pertemuannya dengan CEO Hyundai Motor Group Euisun Chung serta Chairman Lotte Chemical. Dalam pertemuannya dengan CEO Hyundai pada Senin (20/5) di Seoul, Airlangga mengapresiasi keterlibatan Hyundai dalam berbagai proyek hidrogen secara global, dimulai dari Indonesia dengan Waste-to-Hydrogen, hingga pemanfaatan limbah masyarakat lokal.

"Saya apresiasi upaya Hyundai yang secara aktif mengimplementasikan solusi jaringan HTWO (H2). Hal ini tidak hanya akan menguntungkan Indonesia, tetapi juga akan menguntungkan pasar ASEAN dalam jangka panjang, karena hidrogen dapat berperan penting dalam mendorong gerakan netralitas karbon dan pembangunan ekonomi," jelas Airlangga dalam keterangan tertulis, Selasa (21/5/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Airlangga mengungkapkan proyek hidrogen Hyundai rencananya akan menggandeng Pertamina untuk pengembangannya. Pemerintah Indonesia pun tengah mengakselerasi pengembangan kendaraan listrik (EV) di Indonesia melalui penyusunan peta jalan pengembangan EV, pemberian berbagai insentif, dan pengembangan ekosistem EV di Indonesia.

"Hyundai juga merupakan salah satu produsen mobil listrik yang mumpuni, sehingga kami mendorong Hyundai memberikan peningkatan kapasitas bagi UMKM atau supplier lokal, atau engineer Indonesia untuk menguasai urusan EV, tidak hanya mobil, tapi mesin, serta turunannya seperti stasiun pengisian daya dan supaya Hyundai dapat lebih melibatkan pemasok lokal di daerah sekitar pabriknya," paparnya.

ADVERTISEMENT

Ia menambahkan Pemerintah RI tengah mendorong beberapa kesepakatan yang telah dilakukan pada Joint Committee Meeting on Economic Cooperation (JCEC) sebelumnya yang didukung oleh Hyundai. Kesepatakan ini meliputi investasi Hyundai Motor pada kendaraan listrik Indonesia (pabrik mobil jadi, pabrik gabungan sel baterai, pabrik paket baterai, dan lain-lain).

Hyundai pun tengah membangun pabrik baterai untuk memproduksi kendaraan listrik yang dilengkapi sel baterai Indonesia pada 2024 ini. Pembangunan pabrik sel baterai tersebut dilakukan di Karawang, Jawa Barat.

Proyek tersebut merupakan perusahaan patungan dengan LG Energy Solution yang akan mulai berproduksi komersial pada kuartal ketiga 2024.

Sementara itu, dalam pertemuannya dengan Chairman Lotte Chemical, Airlangga membahas pembangunan pabrik petrokimia oleh Lotte Chemical di Cilegon, Banten yang menjadi salah satu realisasi investasi Korea Selatan di Indonesia.

Perusahaan kimia umum Korea yang didirikan pada tahun 1976 ini telah tumbuh menjadi 7 terbesar di dunia dengan struktur keuntungan yang stabil. Adapun realisasi investasi PT Lotte Chemical Indonesia meliputi pembangunan proyek kompleks petrokimia hilir atau LOTTE Chemical Indonesia New Ethylene Project (LINE Project) berupa naphtha cracker senilai puluhan triliun rupiah di Kota Cilegon, Banten. Airlangga mengungkapkan investasi ini akan menyerap tenaga kerja hingga 15.000 orang pada masa konstruksi dan 1.300 orang pada saat operasi komersial.

"Pembangunan pabrik petrokimia hilir oleh PT Lotte Chemical ini menjadi salah satu wujud investasi yang telah terealisasi secara riil, tentu saya sampaikan sangat mengapresiasi atas investasi ini," ungkapnya.

Airlangga berharap adanya proyek pembangunan pabrik PT Lotte Chemical Indonesia dapat mensubstitusi impor, sehingga mampu menjadi stimulus bagi industri petrokimia hilir lokal dan mendukung penciptaan lapangan kerja baru.

"Dengan adanya investasi pembangunan pabrik PT Lotte Chemical ini kami berharap bisa menjadi stimulus untuk industri petrokimia di dalam negeri, selain itu juga diharapkan bisa mendorong lapangan-lapangan kerja yang baru untuk masyarakat," jelasnya.

Adapun progresnya saat kunjungan Presiden RI Joko Widodo ke area pabrik pada September 2023 lalu telah mencapai 73%. Proyek pembangunan ini ditargetkan selesai dan dapat mulai beroperasi pada tahun 2025.

Pabrik tersebut akan memiliki total kapasitas produksi sebanyak 3,1 juta ton per tahun dengan target produksi tahun 2025 menghasilkan 1 juta ton ethylene, 520.000 ton propylene, dan 250.000 ton polypropylene per tahun.

Sebagai informasi, kerja sama ekonomi Indonesia dan Republik Korea mengalami penguatan pascapandemi dengan total nilai perdagangan bilateral mencapai US$ 20,8 miliar pada tahun 2023. Sebagai peringkat ke-7 investor terbesar di Indonesia tahun 2023, total FDI Republik Korea bernilai sekitar US$ 2,5 miliar, meningkat sebesar lebih dari US$ 200 juta dari tahun sebelumnya.

Lihat juga Video: Hadiah Mobil Listrik dari Jokowi untuk SMKN 1 Rangas Mamuju

[Gambas:Video 20detik]



(akd/ega)

Hide Ads