Airlangga Beberkan Capaian Perekonomian RI di Nikkei Forum 2024

Airlangga Beberkan Capaian Perekonomian RI di Nikkei Forum 2024

Inkana Izatifiqa R. Putri - detikFinance
Sabtu, 25 Mei 2024 08:57 WIB
Airlangga Hartarto
Foto: dok. Kemenko Perekonomian
Jakarta -

Menteri Koordinator Airlangga Hartarto menyampaikan upaya Indonesia dalam menjaga perekonomian di tengah ketidakpastian global dalam Nikkei Forum 2024 di Tokyo. Dalam acara yang bertajuk 'Future of Asia' tersebut, ia juga menyampaikan berbagai peluang berinvestasi di Indonesia.

"Selama pandemi COVID-19, yang belum pernah terjadi sebelumnya, perekonomian Indonesia mampu menjadi salah satu yang berkinerja terbaik di dunia. Sejak kuartal kedua tahun 2021, perekonomian Indonesia terus berada pada tingkat pertumbuhan rata-rata year on year dalam kisaran 5%," ungkap Airlangga dalam keterangannya, Sabtu (25/5/2024).

Hal ini disampaikannya dalam acara Nikkei Forum 2024 di Tokyo di hadapan para pemimpin global, serta para ahli ekonomi dan akademisi dari kawasan Asia-Pasifik. Airlangga hadir mewakili Presiden RI Joko Widodo.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Airlangga menjelaskan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal pertama tahun 2024 mencatatkan angka 5,11% (yoy). Capaian ini diikuti dengan tingkat inflasi pada bulan April 2024 sebesar 3,00% (yoy), tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,5Β±1%.

Selanjutnya, PDB per kapita Indonesia juga cenderung meningkat sejak pandemi dengan target pendapatan per kapita USD 5.500 pada tahun ini.

ADVERTISEMENT

"Indonesia mendorong pertumbuhan ekonomi yang stabil melalui stabilitas politik dan sosial. Tentu saja hal ini merupakan sebuah kondisi yang sangat baik bagi para investor maupun para pelaku bisnis dan pelaku ekonomi," papar Airlangga.

Lebih lanjut, Airlangga mengungkapkan Pemerintah Indonesia saat ini juga sedang melakukan transisi secara bertahap untuk memastikan keberlanjutan berbagai program. Ia menyebut transformasi ekonomi yang menjadi agenda utama Jokowi akan terus dilaksanakan untuk mencapai Visi Indonesia Emas 2045.

Adapun arah kebijakan transformasi ekonomi ditempuh untuk menghindari middle income trap dalam 20 tahun ke depan melalui dua skenario. Pertama, Transformatif dengan pertumbuhan ekonomi sebesar 6% per tahun untuk lepas dari middle income trap pada tahun 2041. Kedua, Optimis dengan pertumbuhan ekonomi sebesar 7% per tahun untuk lepas dari middle income trap pada tahun 2038.

Selain kebijakan transformasi ekonomi, reformasi struktural juga akan terus dilakukan Pemerintah untuk tetap menjaga iklim investasi melalui kemudahan prosedur berusaha. Salah satunya melalui implementasi penuh Undang-Undang Cipta Kerja.

"Untuk mendukung reformasi struktural, Pemerintah Indonesia telah melakukan proses untuk menjadi anggota OECD. Dengan mengadopsi standar OECD, diharapkan mampu mendukung pencapaian target PDB per kapita sebesar USD 30.300 pada tahun 2045," ungkap Airlangga.

Airlangga menambahkan, Pemerintah Indonesia juga akan terus menggabungkan mesin pertumbuhan konvensional seperti pembangunan infrastruktur, ketahanan pangan, dan kerja sama internasional. Upaya ini dilakukan dengan mendorong mesin pertumbuhan baru yang diperkuat oleh industrialisasi secara masif, digitalisasi, dan transisi energi.

Selain itu, Pemerintah Indonesia juga menjadikan kerja sama internasional sebagai salah satu prioritas, termasuk aksesi OECD. Pemerintah Indonesia juga berharap dapat menjadi anggota penuh OECD dalam waktu 3 tahun.

Menurut Airlangga, reformasi kebijakan dengan mengacu pada standar OECD tidak hanya akan meningkatkan prediktabilitas dan transparansi kebijakan, namun juga akan membantu menentukan standar perekonomian global sehingga menjadi tolok ukur investasi yang berkelanjutan dan berkualitas.

Dalam kesempatan tersebut, Airlangga juga menyampaikan keterlibatan aktif Indonesia dalam berbagai kerja sama ekonomi seperti Comprehensive and Progressive Agreement for Trans-Pacific Partnership (CPTPP) dan Indo-Pacific Economic Framework (IPEF) dalam memperluas pasar dan mendorong peningkatan investasi.

Airlangga juga mengungkapkan kebijakan hilirisasi untuk menciptakan nilai tambah. Dalam hal ini, Indonesia telah berperan penting terkait critical minerals untuk baterai kendaraan listrik bagi industri otomotif serta energi terbarukan. Nikel, tembaga, bauksit, dan timah yang dimiliki Indonesia menjadi bagian dari industri terbarukan, industri luar angkasa, dan bahkan industri pertahanan.

"Terkait transisi energi, Indonesia sebagai salah satu inisiator Asia Zero Emission Community (AZEC) menekankan pentingnya pendanaan inklusif untuk kerja sama dekarbonisasi dan transfer teknologi rendah karbon. Saat ini setidaknya terdapat 12 proyek kerja sama nyata dalam kerangka AZEC dan 3 proyek diantaranya sudah dalam tahap implementasi," pungkas Airlangga.



Simak Video "Video Pertamina Cs Teken MoU dengan AS, Permulus Nego Tarif Trump"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads